POTENSI POHON JABON (Anthocephalus cadamba)
Dosen Pembimbing :
Dr.
Agus Purwoko, S. Hut., M.Si
Oleh:
Muhammad Sofyan 131201009
PROGRAM
STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun
judul dari makalah ini adalah “Potensi pohon Jabon”, yang disusun sebagai salah satu mata kuliah Ekonomi
Sumber Daya Hutan Departemen Kehutanan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Sumatera Utara.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Agus Purwoko, S. Hut., M.Si selaku dosen yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam pelaksanaan hingga terwujudnya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik
dari segi teknik penyusunan maupun dari segi materi dan pembahasan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca atau pengguna makalah
ini demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa dari Fakultas
Kehutanan Universitas Sumatera Utara saja, namun juga bermanfaat bagi setiap
orang yang membacanya.
Medan, Maret 2015
Penulis
PENDAHULUAN
Kayu
yang berasal dari hutan alam saat ini sudah tidak bisa diharapkan untuk
menopang kebutuhan di pasar lokal, domestik dan internasional. Awalnya kayu
yang diperoleh dari hutan alam mampu menghasilkan jutaan meter kubik, namun
saat ini kebutuhan akan pasokan kayu, sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan
tegakan-tegakan dari hutan alam.Produktivitas hutan alam mengalami penurunan
dari tahun ke tahun akibat penebangan liar, kebakaran hutan dan berkurangnya
luas kawasan hutan karena konversi lahan hutan menjadi areal pemukiman,
perkebunan dan pertanian. Sementara itu kebutuhan kayu di Indonesia setiap
tahun terus mengalami peningkatan, bahkan hampir setengah dari kebutuhan kayu
nasional di Indonesia masuk ke industri pembuatan kayu lapis (plywood).
Kerusakan hutan dan
berkurangnya kawasan hutan telah membuat hutan tropis kehilangan sebagian besar
kemampuannya dalam menyuplai kebutuhan kayu global. Disisi lain kebutuhan kayu
untuk pasar global semakin meningkat, sehingga prospek investasi bagi pemenuhan
kebutuhan kayu cukup cerah.
Pohon Jabon adalah peluang usaha dan investasi menguntungkan,
merupakan tanaman bahan baku industri yang sangat berkualitas bahkan jika
dibandingkan dengan tanaman/pohon albaziah atau sengon. yang saat ini masih
merupakan bahan baku dasar yang umum digunakan pada industri-industri kayu
olahan, seperti: plywood, blockboard, particle board, hingga peti kemas. Jenis
jabon belum banyak dikembangkan, karena keterbatasan informasi mengenai
silvikulur maupun ketersediaan benihnya. Untuk memenuhi kebutuhan benih jabon
perlu dilakukan upaya – upaya dalam membangun sumber benih jabon. Sebagai salah
satu langkah awal dalam pengembangan tanaman jabon adalah telah dilakukan
penunjukkan sejumlah pohon induk di Kalimantan Timur.
Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu
yang lain, kayu jabon merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat,
berbatang silinders dan lurus, kayunya berwarna putih kekuningan tanpa terlihat
serat, yang sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis maupun kayu
gergajian. Jabon Antocephalus Cadamba Merupakan salah satu jenis kayu yang
pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan
ekologi tumbuh pada :Ketinggihan 10-2000m dpl, Curah hujan 1250-3000m/th,
Perkiraan suhu 100 C 400 C, Kondisi tanah dengan PH 4,5 7,5.
B. Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu tanaman Jabon.
2. Untuk mengetahui kualitas dan kegunaan Jabon.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan manfaat Jabon.
C. Rumusan masalah
1. Apa itu tanaman Jabon ?
2. Bagaimana kualitas dan kegunaan kayu
Jabon ?
3. Apa kelebihan dan manfaat kayu Jabon ?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.Pengenalan
tanaman Jabon
Jabon
(Anthocephalus cadamba) Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya
sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0 – 1000
m dpl. Jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang tidak
memerlukan banyak perlakuan khusus dalam budidayanya. Saat ini Jabon menjadi
andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albasia.
Keunggulan dari tanaman jabon yaitu memiliki diameter batang dapat tumbuh
berkisar 10 cm/th, masa produksi jabon yang singkat – hanya 4 – 5 tahun,
berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus.
Jabon angat cepat pertumbuhan nya bila dibandingkan
dengan sengon (albasia), Jabon tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia
dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu.
Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang
kini banyak menyerang sengon.
B.
Deskripsi Pohon :
Habitus selalu hijau. Di alam bebas pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan
diameter lebih dari 100 cm, sedangkan batas bebas cabangnya mencapai hingga 25 m. Pada umur 3 tahun tingginya dapat
mencapai 17 m dengan diameter 30 cm. Bentuk tajuk seperti payung dengan sistem
percabangan melingkar.
Batang
Berbatang
silinder , tidak berbanir dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus, diameter
batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th. Permukaan kayu licin serta arah tegak
lurus, berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning, batang mudah dikupas,
dikeringkan, direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah.
Daun
Daun-daun berukuran panjang 13-32 cm dan lebar 7-15 cm, ujung daun runcing
hingga meruncing, memiliki tangkai daun yang jelas berukuran 2.5-6 cm.
Bunga
Kepala bunga (flower
heads) memiliki lebar 3-5 cm, Bunga jingga berukuran kecil, berkelopak rapat,
berbentuk bulat.
C. Persebaran Tanaman
Distribusi alami di
mulai dari India, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, Burma, Indo-China, dan sebelah
selatan China menuju Thailand serta bagian timur Kepulauan Malaya hingga ke
arah timur menuju Malesia Papua Nugini. Tanaman ini telah di introduksi di
Afrika serta Amerika Tengah dan mampu beradaptasi dengan baik. Di Indonesia,
tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya.
D.
Perkecambahan
Media perkecambahan yang digunakan adalah tanah+pasir (1:1). Sebelum benih
ditabur media perkecambahan disiram terlebih dahulu sampai jenuh. Setelah itu
taburkan benih jabon secara merata, kemudian disiram dengan menggunakan sprayer
halus selanjutnya bak tabur ditutup dengan plastik transparan. Setelah
penyiraman pertama bak perkecambahan disiram kembali pada hari ke 7 , setelah
periode tersebut plastik dibuka dan penyiraman dilakukan setiap hari dengan
menggunakan sprayer halus. Setelah 1 minggu benih mulai berkecambah, setelah
memiliki sepasang daun semai siap disapih .
Semai jabon disapih ke
polybag ukuran 10x15 cm. Media yang digunakan adalah campuran tanah + pasir+
pupuk kompos (7:2:1). Setelah berumur 2 minggu bibit dipupuk dengan NPK cair
5gram/liter air. Pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sampai dengan bibit berumur
2 bulan. Dalam persemaian bibit perlu dinaungi denan shading net berukuran 40%.
E.
Pembibitan
Pohon
jabon berbuah setiap tahun. Buah masak antara bulan Juni dan Agustus. Banyaknya
buah per kg sebanyak 33 buah dan per blik 320 buah. Jumlah biji kering per kg
sebanyak 26.132.000 biji dan per liter sebanyak 23.707.000 biji.
Cara untuk mengumpulkan biji jabon adalah
sbb:
1)
buah-buah yang sudah masak betul diparut pada saringan kawat ⅓ inch (1,28 cm)
dan biarkan daging buah ini melunak atau membusuk dari dalam baskom berisi air
lamanya kira-kira 5-7 hari.
2)
setelah melunak diremas-remas dan digosok-gosokan dengan kedua telapak tangan
hingga bertambah hancur. Biji-biji yang baik akan berpisah dan berkumpul
didasar baskom.
3)
kemudian buang bagian yang terapung, biji-biji dikumpulkan dan disaring untuk
menghilangkan airnya. Setelah itu dikeringkan selama 2 hari (kering udara) dan
dibersihkan lagi dari kotorannya secara penampian atau dengan ayakan halus
0,5mm.
4).
Biji dimasukkan dalam kaleng atau dalam botol yang tertutup rapat. Penyumpannya
dalam ruangan yang sejuk (cold storage). Dengan demikian daya kecambahnya dapat
bertahan selama 1 tahun 25-35 %. Sedangkan biji yang disimpan selama 2,5 bulan
mempunyai daya kecambah 70%.
5)
pengiriman biji dari satu daerah ke daerah lain dilakukan dengan cara
memasukkan biji ke dalam kantong plastik kemudian dibungkus rapi atau
dimasukkan kedalam amplop.
6.
Perkembangbiakan
Pohon
jabon berbuah setiap tahun pada bulan Juni-Agustus. Buahnya merupakan buah
majemuk berbentuk bulat dan lunak, mengandung biji yang sangat kecil. Jumlah
biji kering udara 18¬26 juta butir per kg. Jumlah buah 33 butir per kg atau 320
butir per kaleng minyak tanah. Perkiraan jumlah benih per Kgnya adalah 18-26
juta benih.
Sedangkan
dalam penangan bibit jabon ini dapat dilakuka dengan cara-cara tertentu guna
untuk menghasilkan batang yang berkualitas. Salah satu cara pembibitan bibit
tanaman jabon yaitu dengan perlakuan pengkerdilan, dengan cara yang ternyata
dapat menghasilkan batang tanaman bibit jabon menjadi besar dan keras. Karena
bibit tanaman jabon memiliki kadar air yang sangat tinggi pada bagian batang
maka hanya dengan proses pembibitan dengan cara pengkerdilan tanaman bibit
jabon lebih mudah pada saat proses penanaman dan tidak perlu menggunakan air
sebagai penopang batang jabon agar tidak mudah roboh pada saat penanaman
bibit.pada saat tanaman bibit jabon dalam proses pengkerdilan memiliki ciri
spesifik pada daun akan berbentuk keriting dan pada batang memiliki tingkat
kebesaran yang lebih dibandingkan dengan proses pembibitan yang tanpa dilakukan
proses pengkerdilan.
Banyak para petani bibit jabon yang tidak mengetahui proses yang harus
dilakukan pada saat bibit jabon berada di persemaian. Mereka hanya mengerti
pembibitan jabon dengan proses yang sangat standar, jadi hasil dari bibit
tanaman jabon itupun sangat standard pula.Bibit tanaman jabon sangat
membutuhkan proses pengkerdilan karena batang bibit tanaman jabon memiliki
kadar air yang sangat tinggi seperti yang sudah disebutkan di atas, bibit
tanaman jabon hampir memiliki kesamaan dengan bayam yang memiliki kadar air
pada batang sangat banyak.
E. Pemeliharaan
1. Penyiangan
dan Penyulaman
Yang dimaksud dengan
penyiangan adalah membebaskan tanaman dari persaingan tumbuhan pengganggu
(gulma) dengan cara membersihkan tumbuhan lain di sekitar tanaman dengan radius
1m, atau pada kiri kanan larikan tanaman sebesar 1m. Penyiangan tanaman
dilakukan setiap 3 bulan sampai dengan tanaman berumur 2-3 tahun. Penyulaman
tanaman yang mati dilakukan pada saat hujan masih turun, yaitu pada tahun
pertama dan kedua. Bibit untuk keperluan penyulaman dapat dipakai bibit
berukuran lebih tinggi dari semula.
2. Hama
dan Penyakit
Hama
dan penyakit yang biasanya menyerang di persemaian adalah:
a.
Semut dari familia foricidia.
b. Bekicot
(Achatina flica FER).
c.
Lodoh atau wedengan (dumping off) yang
disebabkan oleh jamur Fusarium, Rhizoctonia,
dan Pythium.
d.
Sedangkan hama dan penyakit yang menyerang
tanaman jabon adalah:
e.
Cendawam Gloosperium anthocephali,
menyebabkan mati pucuk.
f.
Serangan Margaraniopsis localis,
menyebabkan daun gundul (defoliasi).
g.
Ulat kukuk (Lepidiota Stigma),
menyerang akar.
3. Pengendalian
Kebakaran
Dengan
jarak tanam yang relatif rapat (3x2m), diharapkan pada umur 3-4 gtahun,
tegakan jabon sudah dapat menutup lantai hutan., sehingga dapat menguranfi
kerawan akan bahaya kebakarn. Namun demikian, bagi lokasi-lokasi rawan bahaya
kebakaran diperlukan upaya-upaya:
a. Penyuluhan
terhadap masyarakat di sekitar hutan.
b. Membuat
fasilitas pencegahan kebakaran hutan:
· Pembuatan
sekat bakar.
Pembuatan sekat bakar yang berupa jalur hijau dan jalur kuning,
ditempatkan di kiri kanan jalan utama dan jalan cabang. Ukuran sekat bakar
(termasuk jalan hutan) tergantung dari kondisi setempar. Disarankan lebar sekat
bakar (termasuk jalan hutan) 26m-40m.
· Pembuatan
menara pengawas api
Yang
dilengkapi dengan alat komunikasi dan peta pengamanan kebakaran.
·
Menyediakan air untuk pemadam kebakaran
·
Mempersiapkan personil secukupnya untuk
melaksanakan pengendalian kebakaran.
4. Penjarangan
Untuk
memberikan ruang tumbuh yang optimal dan untuk memperoleh tegakan akhir yang
berkualitas tinggi, perlu dilakukan penjarangan, penjarangan untuk tegakan
jabon dimulai pada umur 3 tahun dan dilakukan pengulangan pada setiap 3 tahun
sampai umur 15 tahun. Selanjutnya setiap 5 tahun sebelum penebangan (akhir
tahun).
2.
Kualitas dan kegunaan kayu Jabon
Tanaman ini dapat ditanam sebagai tanaman orrnamental dan tanaman
pelindung. Di Kalimantan dan Sumatra, jenis tumbuhan ini dipergunakan untuk
permudaan alam seperti pada areal bekas tebangan, bekas perladangan dan di
tempat-tempat terbuka lainnya.
Kayu jabon digolongkan dalam kayu kelas IV dan V. Kayu kelas ini memiliki
tingkat kekuatan dan keawetan kayu yang rendah, hal ini dikarenakan tingkat
kepadatan kayu yang rendah yakni 0,42 g/cm3, pada kadar air 15%. Nilai itulebih
tinggi daripada kepadatan sengon yang hanya mencapai 0,33 g/cm3. Kayu dengan
kepadatan rendah tidak kuat menahan beban berat sehingga tak cocok digunakan
sebagai penyangga dalam kontruksi bangunan berat.
A. Kualitas
1. Kayu tidak
berbau.
2. Mata kayu
sedikit, batang bebas cabang sampai 60%.
3. Tidak banyak
cacat berupa pecah dan retak ujung.
4. Tidak Mudah
(tidak banyak) mencekung.
5. Mudah dalam
pengolahan dan Pengerjaan, hasil pengujian sifat pemesinan menunjukkan
bahwa :
·
Mudah dikeringkan
·
Mudah dipotong
·
Mudah diketam
·
Mudah dipaku
·
Mudah dibor
·
Mudah direkatkan
·
Mudah dibentuk
·
Mudah diamplas dengan hasil yang sangat
baik.
·
Kulit batang mudah dikupas
6. Penyusutan
kayu rendah Pada penyusutan sampai kadar air 12% adalah:
·
Penyusutan
radial 3,0%,
·
Penyusutan
tangensial 6,9%
7. Keterawetan
kayu jabon masuk dalam kelas sedang, sangat mungkin dimanfaatkan oleh industri
kayu.
·
kayu jabok tidak bobok oleh serangga.
·
daya tahan terhadap rayap kayu kering,
masuk kelas II.
·
daya tahan terhadap jamur pelapuk kayu,
masuk kelas IV-V.
B. Kegunaan
·
Bahan bangunan non-konstruksi
·
Bahan Baku Industri Furniture
·
Bahan Interior Ruangan
·
Papan cetakan beton
·
Sangat cocok untuk profil dari kayu Kayu
Jabon ringan, memiliki sifat kayu yang lunak dan serat lebih halus, hingga
mudah dalam pengerjaaan menggunakan tangan ataupun mesin.
·
Sebagai kontruk untuk jangka waktu
pendek jika belum dilakukan proses fungisida (kayu Jabon tidak tahan
terlalu lama bila di luar ruangan karena mudah diserang jamur biru).
Kayu
jabon mempunyai keteguhan gesek, keteguhan pukul dan cukup ringan, sangat cocok
untuk bahan pembuatan :
·
Peti Pembungkus, Palet, Peti Kemas atau
Paking Box
·
Alas Sepatu
·
Kerajinan Tangan Berupa Hiasan atau Mainan
·
Batang Korek Api, Slet / Pinsil dan
Sumpit.
Kayu
Jabon memiliki kandungan selulosa cukup tinggi ± 52.4%, sangat cocok
sebagai bahan baku kertas/pulp serat pendek yang memproduksi kertas kualitas
sedang. Sangat cocok sebagai Veneer (bahan baku Kayu Lapis)
·
Memiliki
serat yang harus, berwarna putih agak kekuningan dan berat kayu yang tergolong
ringan, cocok sebagai lapisan luar kayu lapis
·
Bentuk
batang silindris, sehingga tidak banyak kayu yang terbuang saat pengupasan
dengan mesin rotary.
·
Mempunyai
tingkat keuletan (karena seratnya yang panjang) sehingga veneer yang dihasilkan
tidak mudah robek atau patah.
·
Perekatan
veneer kayu jabon dengan urea formal dehide menghasilkan kayu lapis
yang memenuhi persyaratan standar Indonesia, Jepang dan Jerman. seperti yang
sudah digunakan oleh perusahaan plywood di kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
3. kelebihan dan manfaat kayu Jabon
Pohon Jabon merupakan
salah satu jenis kayu atau pohon yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat
tumbuh subur di hutan tropis dengan ekologi tumbuh pada ketinggian 10-2000m
dpl, dengan curah hujan 1250-3000m/th, perkiraan suhu 100 C – 400 C, dan
kondisi tanah (PH)
4,5 – 7,5.
Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya, termasuk albasia (sengon). Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman Jabon dapat diuraikan dari beberapa kriteria, yaitu dilihat dari segi pertumbuhan, pohon jabon sangat cepat bila dibandingkan dengan jenis kayu keras lainnya: diameter batang dapat tumbuh berkisar 10cm/th, tinggi batang pada usia 12 tahun dapat mencapai 20 meter, sehingga pada usia 6-8 tahun sudah dapat dipanen. Adapun batangnya, berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus. Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri. Sedangkan dari segi penanaman dan perawatan, jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang dan tidak memerlukan perlakuan.
Begitu juga dengan pemasarannya, karena jenisnya yang berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan pada industri kayu lapis (plywood), bahan baku meubel dan furniture, serta bahan bangunan non kontruksi. Keunggulan inilah yang membuat pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan, bahkan industri kayu lapis siap untuk membeli setiap saat dalam jumlah yang tidak terbatas.
Dari nilai Ekonomisnya, budidaya tanaman Jabon akan memberikan berbagai keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tanaman jabon setelah dipanen pada usia 8-10 tahun (asumsi harga terendah, dan batang terkecil) pada setiap batang kayu jabon diperoleh : tinggi batang yang bisa terjual rata-rata 12m, diameter batang rata-rata 30 cm. Maka dari tiap batang pohon jabon menghasilkan kayu yang bisa dijual sebanyak 1,5 kubik, sedangkan harga perkubik saat ini Rp 1.000.000. Sehingga harga terendah 1 batang pohon jabon usia 8-10 tahun minimal seharga Rp 1.500.000. Sebagai catatan atau informasi, harga kayu jabon perkubik pada tahun 2009 adalah: 1.middle 30-39 Rp 1.000.000; 2.middle 40-49 Rp 1.100.000; 3.middle 50 up Rp 1.200.000. Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan / permintaan yang semakin bertambah tiap tahunnya, sedangkan persediaan kayu jabon semakin lama semakin terbatas. Dalam 1 Ha lahan, dapat ditanam sebanyak 500 batang bibit jabon dengan jarak 4×5 m. Infonya, untuk mendapatkan aset yang besar lebih dari 2 Milyar cukup dengan 1 kali menanam kayu Jabon.
Kayu jabon juga banyak manfaatnya, kayu ini lebih banyak diserap oleh banyak industri diantaranya kayu lapis, industri meubel, tripleks, pulp, papan, produsen peti buah, alas sepatu, mainan anak-anak dan korek api Perawatannya pun lebih mudah, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti; tanah liat, tanah lempung atau pun tanah berbatu, pertumbuhan lebih cepat siap panen di umur 6-8 tahun.Sebagian orang mungkin belum mengetahui dan mengerti apa manfaat atau kegunaan pohon Jabon. Ternyata banyak sekali manfaatnya. Selain sebagai industri meubel, bagian pohon jabon juga bisa digunakan atau dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan parfum. Memang belum banyak yang memanfatkan pohon jabon, meskipun di berbagai daerah sudah digalakkan penghijauan, seperti di Cianjur. Bila di Indonesia menggunakan Jabon masih terbatas pada kayunya, di India bagian dari tanaman jabon, seperti bunga, buah, daun, kulit kayu, dan akarnya ternyata sudah digunakan secara komersial. Daun Jabon dimanfaatkan sebagai obat pelangsing dan obat kumur. Ekstrak daun Jabon dipercaya mengandung senyawa-senyawa kimia yang bersifat antimikroba. Daun Jabon juga bisa dipakai sebagai tempat alas makanan (pengganti piring), sementara daun mudanya bisa dijadikan sebagai pakan ternak.
Di India, bunga dan buah jabon dimakan atau dikonsumsi sebagai bahan obat-obatan. Bunga jabon juga bisa digunakan sebagai sumber bahan parfum khas India yang disebut ‘attar‘. Selain itu, pohon jabon juga menjadi salah satu jenis yang bunganya dikembangkan untuk mendukung usaha lebah madu. Getah kuning dari kulit akar bisa dimanfaatkan sebagai bahan celupan pewarna kuning yang dapat digunakan dalam usaha kerajinan tangan. Kulit kayu yang telah kering dapat digunakan untuk mengobati demam dan sebagai obat kuat.
Di alam, daun jabon disukai oleh rusa dan banteng. Hal ini tentu menjadi alternatif jenis pakan yang dapat diberikan pada ternak, khususnya saat musim kemarau datang, yaitu saat rumput-rumput telah mengering atau mulai sulit didapatkan.
Perkembangan industri berbasis tanaman jabon diharapkan bisa pula diupayakan di Indonesia. Hal ini mengingat hutan rakyat jabon mulai berkembang pesat di Indonesia. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan selain kayu, penggunaan tanaman jabon dapat dikembangkan hingga ke industri pengolahan bunga, buah, daun, kulit kayu, dan akar jabon. sehingga prospek Jabon cerah.
Ada beberapa pengolahan kayu Jabon , dan sangat dibutuhkan bagi masyarakat, yaitu :
Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya, termasuk albasia (sengon). Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman Jabon dapat diuraikan dari beberapa kriteria, yaitu dilihat dari segi pertumbuhan, pohon jabon sangat cepat bila dibandingkan dengan jenis kayu keras lainnya: diameter batang dapat tumbuh berkisar 10cm/th, tinggi batang pada usia 12 tahun dapat mencapai 20 meter, sehingga pada usia 6-8 tahun sudah dapat dipanen. Adapun batangnya, berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus. Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri. Sedangkan dari segi penanaman dan perawatan, jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang dan tidak memerlukan perlakuan.
Begitu juga dengan pemasarannya, karena jenisnya yang berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan pada industri kayu lapis (plywood), bahan baku meubel dan furniture, serta bahan bangunan non kontruksi. Keunggulan inilah yang membuat pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan, bahkan industri kayu lapis siap untuk membeli setiap saat dalam jumlah yang tidak terbatas.
Dari nilai Ekonomisnya, budidaya tanaman Jabon akan memberikan berbagai keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tanaman jabon setelah dipanen pada usia 8-10 tahun (asumsi harga terendah, dan batang terkecil) pada setiap batang kayu jabon diperoleh : tinggi batang yang bisa terjual rata-rata 12m, diameter batang rata-rata 30 cm. Maka dari tiap batang pohon jabon menghasilkan kayu yang bisa dijual sebanyak 1,5 kubik, sedangkan harga perkubik saat ini Rp 1.000.000. Sehingga harga terendah 1 batang pohon jabon usia 8-10 tahun minimal seharga Rp 1.500.000. Sebagai catatan atau informasi, harga kayu jabon perkubik pada tahun 2009 adalah: 1.middle 30-39 Rp 1.000.000; 2.middle 40-49 Rp 1.100.000; 3.middle 50 up Rp 1.200.000. Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan / permintaan yang semakin bertambah tiap tahunnya, sedangkan persediaan kayu jabon semakin lama semakin terbatas. Dalam 1 Ha lahan, dapat ditanam sebanyak 500 batang bibit jabon dengan jarak 4×5 m. Infonya, untuk mendapatkan aset yang besar lebih dari 2 Milyar cukup dengan 1 kali menanam kayu Jabon.
Kayu jabon juga banyak manfaatnya, kayu ini lebih banyak diserap oleh banyak industri diantaranya kayu lapis, industri meubel, tripleks, pulp, papan, produsen peti buah, alas sepatu, mainan anak-anak dan korek api Perawatannya pun lebih mudah, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti; tanah liat, tanah lempung atau pun tanah berbatu, pertumbuhan lebih cepat siap panen di umur 6-8 tahun.Sebagian orang mungkin belum mengetahui dan mengerti apa manfaat atau kegunaan pohon Jabon. Ternyata banyak sekali manfaatnya. Selain sebagai industri meubel, bagian pohon jabon juga bisa digunakan atau dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan parfum. Memang belum banyak yang memanfatkan pohon jabon, meskipun di berbagai daerah sudah digalakkan penghijauan, seperti di Cianjur. Bila di Indonesia menggunakan Jabon masih terbatas pada kayunya, di India bagian dari tanaman jabon, seperti bunga, buah, daun, kulit kayu, dan akarnya ternyata sudah digunakan secara komersial. Daun Jabon dimanfaatkan sebagai obat pelangsing dan obat kumur. Ekstrak daun Jabon dipercaya mengandung senyawa-senyawa kimia yang bersifat antimikroba. Daun Jabon juga bisa dipakai sebagai tempat alas makanan (pengganti piring), sementara daun mudanya bisa dijadikan sebagai pakan ternak.
Di India, bunga dan buah jabon dimakan atau dikonsumsi sebagai bahan obat-obatan. Bunga jabon juga bisa digunakan sebagai sumber bahan parfum khas India yang disebut ‘attar‘. Selain itu, pohon jabon juga menjadi salah satu jenis yang bunganya dikembangkan untuk mendukung usaha lebah madu. Getah kuning dari kulit akar bisa dimanfaatkan sebagai bahan celupan pewarna kuning yang dapat digunakan dalam usaha kerajinan tangan. Kulit kayu yang telah kering dapat digunakan untuk mengobati demam dan sebagai obat kuat.
Di alam, daun jabon disukai oleh rusa dan banteng. Hal ini tentu menjadi alternatif jenis pakan yang dapat diberikan pada ternak, khususnya saat musim kemarau datang, yaitu saat rumput-rumput telah mengering atau mulai sulit didapatkan.
Perkembangan industri berbasis tanaman jabon diharapkan bisa pula diupayakan di Indonesia. Hal ini mengingat hutan rakyat jabon mulai berkembang pesat di Indonesia. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan selain kayu, penggunaan tanaman jabon dapat dikembangkan hingga ke industri pengolahan bunga, buah, daun, kulit kayu, dan akar jabon. sehingga prospek Jabon cerah.
Ada beberapa pengolahan kayu Jabon , dan sangat dibutuhkan bagi masyarakat, yaitu :
1. Kayu Lapis
Kayu lapis merupakan kumpulan
berbagai veneer yang direkatkan
menjadi satu bagian. Veneer merupakan lembaran kayu lapis yang dihasilkan
dengan cara mengupas atau menyayat kayu. Struktur kayu jabon tidak memiliki
guratan atau garis lingkaran tumbuh yang jelas dan terlihat oleh mata. Bentuk
batang jabon yang agak bulat memanjang membuat kayu jabon relatif mudah dibuat
veneer tanpa perlakuan pendahuluan. Kumpulan veneer direkatkaan untuk dibuat menjadi kayu lapis.
Kayu jabon yang dapat digunakan sebagai bahan kayu lapis harus memenuhi
beberapa persyaratan diantaranya ;
1. Bentuk batang silindris,
bebas cabang, diameter besar dan serat lurus.
2. Kerapatan kayu 0,4-0,7 gr/cm3 diutamakan 0,5-0,55 gr/cm3
3. Mudah dikupas
4. Mudah dikeringkan
5. Mudah direkat
6. Susut arah lebar kurang dari 6,5%
7. Bebas cacat mata kayu
2. Papan Lamina
Papan lamina merupakan papan
yang direkat dengan lem khusus secara bersama-sama dengan arah serat parallel
menjadi satu unit papan. Kayu lamina banyak digunakan untuk konstruksi
bangunan. Tujuan pembuatan kayu lamina yaitu untuk menciptakan rancang bangun konstruksi
dari kayu utuh yang kering. Tebal lapisan kayu lamina sekitar 20-45 mm. Setelah
kering (kadar air 10%), setiap layer ditaburi lem atau perekat pada kedua
sisinya, lalu diberi tekanan menggunakan alat tertentu. Sebelumnya kayu lamina
berasal dari kayu pinus atau kayu conifer (berdaun jarum), namun saat ini
hampir semua jenis kayu dapat dibuat menjadi kayu lamina termasuk kayu jabon.
3. Pulp dan Kertas
Kayu jabon dapat juga digunakan
sebaagai bahan baku pulp dan
kertas. Kelebihan kayu jabon yaitu memiliki warna kayu yang relatif terang
sehingga dalam proses pemutihan pulp dan kertas tidak memerlukan bahan pemutih
yang terlalu banyak. Pembuatan pulp dan kertas dilakukan dengan teknik
pengolahan kimia (kraft process). Panjang pendeknya serat sangat mempengaruhi
kualitas kertas yang dihasilkan.
Serat yang panjang memiliki
titik tangkap yang lebih luas terhadap gaya-gaya yang mengenainya. Oleh karena
itu serat panjang dapat menghasilkan kertas dengan ikatan serat yang kuat
sehingga kekuatan kertas terhadap sobek, tarik, dan lipat menjadi cukup tinggi.
Berdasarkan sifat fisiknya memiliki serat panjang (rata-rata 1,19 mm), sehingga
pulp yang dihasilkan dari kayu jabon memiliki kualitas tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hutan/Alam telah memberikan dan
menyediakan segala kebutuhan bagi kehidupan manusia banyak tumbuhan disekiatar
kita yang dapat di manfaatkan. Jabon (Anthocephalus
cadamba) Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan
dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0 – 1000 m dpl. Kualitas kayu jabon kayu
tidak berbau, mata kayu sedikit, batang bebas cabang sampai 60%, tidak banyak
cacat berupa pecah dan retak ujung, tidak Mudah (tidak banyak)
mencekung dan sudah dalam pengolahan dan Pengerjaan, hasil pengujian
sifat pemesinan. Kegunaan kayu jabon adalah Bahan bangunan
non-konstruksi, bahan baku industri
Furniture, bahan Interior Ruangan, papan cetakan beton dan sangat cocok untuk
profil dari kayu.
B. Saran
Perlunya dilakukan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai tanaman kehutanan ini mulai dari tahap penanaman sampai pada manfaat ekologi
dan ekonomi yang diperoleh dari pengolahan tanaman pohon
Jabon ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Harsono, M. 2009.
Teknik Silvikultur Tanaman Jabon. Diakses dari: [http://harsono.blogspot.com.2009.teknik
silvikultur tanaman jabon/] [9/03/2015].
http://www.paguyubanjabon.com/pdf//budi-daya-pohon-jabon.[2 Maret 2015]
http://i-gist.com/v2/news/detail. [12 Maret 2015]
http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/1249
[10 Maret 2015]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar