Jumat, 10 April 2015

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

Makalah Ekonomi Sumber Daya Hutan                                                      Medan,   April 2015

ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Dosen Penanggungjawab :
Dr. Agus Purwoko, S. Hut., M. Si


Disusun Oleh :
HUT 4 A
                   Kesuma Sriani Siregar 
                                  131201034





Description: C:\Users\Sukma\Pictures\10413402_865515850155374_6205543292284599682_n.jpg





PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat   menyelesaikan penulisan Makalah Agribisnis Tanaman Hutan. Makalah yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha” makalah ini dibuat sebagai nilai tugas bagi mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
            Makalah ini memuat keterangan mengenai analisis data usaha tani kelapa sawit dan efisiensi kelayakan dalam usaha ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agus Purwoko, S. Hut., M. Si selaku dosen dalam mata kuliah Agribisnis Tanaman Hutan.
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis.


Medan,   April 2015


                                                                                                            Penulis








DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................         i

DAFTAR ISI..............................................................................................        ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................        1
Manfaat............................................................................................        2    
Tujuan ..............................................................................................        2

BAB II ISI
2.1.Biaya Produksi.............................................................................   5
              2.2. Pemasaran....................................................................................   5
              2.3. Pemasaran Rotan Jernang............................................................   6
             
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................        9
Saran.................................................................................................        9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................      10    










BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dengan letak geografis berada di garis khatulistiwa tergolong sebagai negara berhutan tropika basah dengan dukungan iklim, curah hujan serta intensitas cahaya matahari yang panjang, secara biologis sangat menguntungkan dan menghasilkan peluang untuk terbentuknya ragam biodiversity tumbuhan. Dunia mengakui bahwa Indonesia sangat kaya akan ragam jenis tumbuhan, sehingga dikategorikan sebagai Negara mega biodervisitas flora ke dua setelah Brazilia. Selain tumbuhan penghasil kayu, dalam kawasan hutan terdapat ragam jenis tumbuhan yang dikelompokkan sebagai tumbuhan penghasil non kayu, salah satu kelompok jenis diantaranya adalah “ROTAN”.
Rotan, tergolong hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan sehingga saat ini dunia mengakui bahwa indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar, meski hak paten mebel rotan dimiliki oleh Singapura. Oleh karena itu, peng-hak patenan jernang diharapkan mampu memajukan Indonesia dari keterpurukan.
Hingga saat ini rotan dikenal hanya berupa produk berupa batang dengan ragam jenis dan sebagian besar memiliki peruntukan sebagai bahan baku industri tikar, lampit, barang anyaman, berbagai jenis barang kerajinan serta ornament perlengkapan rumah tangga dan berbagai jenis dalam berbagai desain produk mebeler (furniture).
Produk komoditas rotan yang telah dilupakan dan akhir-akhir ini menjadi perhatian dunia adalah produk turunan dari buah rotan yang dapat menghasilkan produk berupa getah.  Produk getah yang sejak masa penjajahan Belanda telah diketahui adalah getah jernang yang lebih dikenal dengan nama “darah naga” dan dalam perdagangan internasional dikenal sebagai “dragon blood”.
Getah jernang dahulu dikenal sebagai bahan baku pewarna dalam industri porselin, mamer, dan bahan penyamak kulit. Saat ini getah jernang memiliki nilai prosfektif pula sebagai bahan baku industri obat herbal dalam penangan penyakit pendarahan (blooding) dan penyembuhan luka dalam dan luka luar. Banyaknya manfaat jernang membuat permintaan penyediaan jernang di pasaran Internasional semakin besar, tetapi hilangnya ekosistem hutan dimana tanaman jernang tumbuh membuat jernang di Indonesia sulit didapat. Bahkan salah satu petani jernang perlu memasuki wilayah hutan lebih dalam dan dalam waktu seminggu baru mendapatkan satu sampai dua kilogram jernang. Kelangkaan ini diakibatkan karena dua faktor, yaitu:
  1. Faktor internal
  • Pengambilan dengan cara yang tidak berkelanjutan (ditebang).
    • Terbatasnya pengetahuan tentang teknik budidaya.
    • Meningkatnya kebutuhan lahan untuk berladang (humo) sehingga luasan hutan yang didalamnya terdapat tanaman jernang semakin berkurang.
    • Buah jernang yang diambil getahnya adalah masih setengah matang, sehingga tidak ada lagi buah jernang yang matang yang bisa dikembangkan menjadi bibit.
  1. Faktor eksternal
  • Ekspansi lahan untuk pengambilan kayu ataupun perkebunan skala besar.
  • Illegal logging yang ikut memusnahkan tanaman jernang di pohon.
  • Kebakaran hutan tahun 1997 yang tidak saja memusnahkan pohon, tetapi juga tanaman jernang.
Bottom of Form











         BAB II
ISI
Rotan jernang merupakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Getah rotan jernang (jernang) merupakan getah termahal sampai dengan saat ini. Jenis rotan yang mampu memproduksi resin jernang adalah Daemonorops draco, Daemonorops micracantha, Daemonorops Didymophylla, dan Daemonorops mattanensis. Ke-empat jenis rotan ini akan mulai berbunga pada umur tanaman 2-3 tahun dan berbuah antara 4-6 tahun (Sumarna, 2005).
Jenis rotan yang menghasilkan getah jernang berjumlah 12 jenis (dari marga 2 Daemonorops) yaitu: Daemonorops acehensis, D. brachystachys, D. didymophylla, D. draco, D. dracuncula, D. dransfieldii, D. maculata, D. micracantha, D. rubra, D. siberutensis, D. uschdraweitiana, D. sekundurensis (Purwanto, dkk., 2005).
Tanaman Rotan jernang terdapat di 3 negara yaitu: Indonesia, Malaysia dan India. Rotan jernang di Indonesia merupakan yang terbesar dengan sebaran di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Di Sumatera, rotan jernang dapat dijumpai di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Sedang di Kalimantan, terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Di Jawa rotan jernang sudah sulit ditemukan. Data jenis rotan jernang dan lokasi penyebarannya tercantum dalam Tabel 1, sebagai berikut :
Tabel 1. Jenis dan Lokasi Penyebaran Rotan Jernang (Daemonorops sp) di Indonesia
Produk rotan jernang yang memiliki nilai ekonomi adalah getah yang terdapat pada kulit buah yang sering disebut getah jernang/jernang dan batang rotan. Getah Jernang merupakan hasil hutan bukan kayu sejenis rotan yang diambil dari kulit buah jernang untuk keperluan tertentu. Buahnya seperti buah rotan, bulat kecil-kecil berkumpul seoerti buah salak. Jernang merupakan tumbuhan merambat pada pepohonan di sekitarnya. Di dalam getah jernang mengandung senyawa dracoresen (11%), draco resinolanol (56 %), draco alban (2,5 %) sisanya asam benzoate dan asam bensolaktat. Kegunaan jernang yaitu sebagai bahan pewarna vernis, keramik, marmer, bahan penyamakan kulit, bahan baku lipstick dan lain-lain. Selain itu juga digunakan sebagai bahan obat-obatan seperti: diare, disentri, obat luka (pembeku darah), serbuk untuk gigi, asma, sipilis, 3 berkhasiat apbrodisiac (meningkatkan libido) serta pembeku darah karena luka (Grieve 2006 dalam Waluyo, 2008).
            Contoh Produk jernang
Perdagangan jernang sendiri bukanlah hal yang baru karena getah jernang telah di perdagangkan sejak zaman penjajahan Jepang dahulu. Secara tradisional pemanfaatan getah jernang digunakan sebagai bahan ramuan obat diare dan gangguan pencernaan lainnya. Di Eropa,getah ini digunakan sebagai bahan baku obat-obatan seperti obat sakit disentri dan diare. Di Malaysia, getah jernang digunakan sebagai bahan pengobatan gangguan pencernaan.Sedangkan di Indonesia, jernang digunakan sebagai bahan ramuan obat penyakit kencing darah, sariawan dan sakit perut. Di Yunani,pada masa lalu jernang digunakan sebagai bahan obat sakit mata. Getah jernang tersebut mereka peroleh dari Mesir. Pada zamannya Rumphius, getah jernang yang digiling digunakan sebagai bahan obat penyembuh luka. Getah jernang dapat digunakan sebagai campuran pembuatan parfum atau minyak wangi. Getah jernang dahulunya juga digunakan sebagai dupa, karena baunya yang wangi atau harum, maka getah jernang digunakan sebagai pengganti kemenyan, sehingga dinamakan sebagai ”kemenyan merah”. Namun penggunaan getah jernang sebagai penganti kemenyan sudah jarang dilakukan lagi oleh masyarakat di Sumatra karena orang lebih suka menggunakan
kemenyan asli yang harganya lebih murah
(Purwanto et. al., 2005 dalam Yetty et al., 2003).
Manfaat ekonomis yang di peroleh dari budidaya jernang sangat tinggi. Dari hasil analisis produksi, di peroleh kesimpulan jika keuntungan yang diperoleh dari berkebun jernang lebih besar jika dibandingkan hasil dari berkebun sawit ataupun karet. Estimasi keuntungan pertahun dari 1 Ha kebun sawit adalah 13 – 17 Juta Rupiah dan 20 -23 juta untuk 1 Ha karet. Sedangkan estimasi keuntungan yang diperoleh dari 1 Ha Jernang per tahun adalah 35 – 38 Juta Rupiah. Keuntungan lain dari upaya berkebun jernang adalah jernang dapat di tumpang sarikan penanamannya dengan tanaman karet (Weinarifin, 2008).

2.1 Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam proses pengelolaan usahatani rotan jernang mulai dari persiapan lahan sampai dengan panen, adapun biaya-biaya 4 yang dimaksud meliputi sarana produksi, upah tenaga kerja, serta pengeluaran lainnya termasuk penyusutan alat.

2.2  PEMASARAN
Definisi dalam ilmu pemasaran menurut William J. Stanton adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Definisi lainnya, Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Produk (barang, jasa, ide) :Segala hasil kerja manusia yang dapat ditawarkan kepada manusia lainnya baik berupa barang, jasa atau ide. Nilai :Perkiraan konsumen atas suatu produk untuk kepuasan mereka, apa yang dirasakan / diinginkan Biaya :Harga yang harus dibayar konsumen atas produk yang dikonsumsi Kepuasan :Seberapa puas konsumen atas produk yang mereka konsumsi (kesesuaian antara harapan dan kenyataan, Pasar :Tempat yang berisi semua pelanggan potensial yang berniat untuk transaksi terhadap suatu produk.

2.3 PEMASARAN ROTAN JERNANG
Produk yang bernilai ekonomi dari rotan jernang adalah getah atau yang dikenal sebagai Jernang. Di dunia internasional dikenal dengan nama DRAGON BLOOD. Jernang merupakan bahan baku yang di eksport untuk industri-industri di negara China, Singapura dan Hongkong. Menurut data dari Atase Perdagangan negara RRC, RRC membutuhkan 400 ton jernang tiap tahunnya dan Indonesia baru mampu mengeksport kurang dari 27 ton per tahun. Perdagangan jernang sendiri bukanlah hal yang baru di Jambi karena produk ini telah di perdagangkan sejak zaman Jepang dahulu. Pada tahun 1950 an jernang telah memiliki harga Rp 50,- Per Kg dan sekarang harganya mencapai Rp 700.000 – Rp 800.000 per Kg, bahkan tahun 2005 kemarin harga jernang pernah mencapai Rp 1.200.000,- per Kg. Jika pada tahun 2000 harga jernang sekitar Rp 300.000 per Kg dan di tahun 2005 mencapai Rp 1.200.000,- per Kg maka dalam waktu 5 tahun harga jernang naik 4 kali lipat. Harga jernang di salah satu media social (kaskus) tahun 2014 ada yang menawarkan dengan harga Rp 2,8 juta. Beberapa hal yang penting dalam proses pemasaran:
1. Penentuan harga
2. Penentuan segmen pasar
3. Strategi promosi

Penentuan harga (pricing) adalah nilai barang yang ditentukan dengan mata uang. Penentuan harga berpengaruh langsung terhadap laba yang akan diperoleh. Penentuan harga yang tepat sangat penting dalam upaya mempermudah pemasaran. Harga yang terlalu rendah menyebabkan keuntungan yang kecil dan akan berakibat pada lesunya produksi sehingga suatu produk dianggap tidak menarik. Sebaliknya harga yang terlalu tinggi akan menyebabkan proses pemasaran yang berat sehingga suatu produk bisa tidak laku. Penentuan harga yang baik harus memperhatikan harga yang telah terbentuk di pasar dan segmen pasar mana yang akan disasar. Perlu diingat bahwa harga produk juga berpengaruh terhadap kesan/image dari produk itu sendiri. Harga yang murah belum tentu menjadi daya tarik bagi pembeli tetapi justru kadang kesan/image yang terbentuk bahwa barang itu murahan/tidak berkualitas dan lain-lain. Rotan jernang memiliki nilai jual cukup tinggi. Dari hasil survey tahun 2009 – 2011, nilai jual resin merah ini mencapai 700 ribu – 800 ribu/kg (Asra, 2013). Harga ini berpotensi untuk terus naik seiring dengan pemanfatannya yang makin beragam. Harga ini cukup menarik, dari sisi pengusaha ini adalah peluang usaha yang menguntungkan. Dari sisi konsumen, harga ini cukup terjangkau melihat banyak manfaat dan kegunaan dari rotan jernang.
Segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmensegmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompokkelompok pasar yang terdiri dari orangorang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.Salah satu hal yang bisa meningkatkan laba perusahaan andalah dengan segmentasi pasar. Penggolongan pasar dalam proses pemasaran ini tidak lain untuk meningkatkan penjualan produk dan pada akhirnya untuk memperbesar laba yang andaperoleh (Pride & Ferrel, 1995).
Penetapan segmentasi pasar akan efektif jika perusahaan bisa menempatkan pada segmen terbaik sehingga dapat mengolahnya menjadi target pemasaran. Pemasaran bukan hanya sekedar untuk menjual barang atau jasa saja namun pemasaran juga harus memperhatikan segmen pasar yang sudah ada. Bila pemasaran hanya difokuskan sekedar mendapatkan banyak konsumen tanpa memperhatikan segmen pasar, kadang pemasaran tidak akan berjalan dengan lancar bahkan hanya beberapa saat saja produk laku dipasaran namun setelah itu akan berhenti sesaat bahkan selamanya. Segmentasi pasar harus mengarah pada pemasaran produk yang akan dilakukan. Segmen pasar yang anda tentukan itu sangat menghemat biaya pemasaran namun anda juga harus menentukan penetapan segmentasi pasar yang baik. Segmentasi pemasaran itu sangat penting agar anda bisa menentukan target pemasaran yang lebih efektif dan efisien. Jika segmen pasar bisa dijalankan dengan tepat maka laba perusahaan juga akan mudah didapatkan.
Iklan (1) berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yg ditawarkan; (2) pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di media massa (spt surat kabar dan majalah) atau di tempat umum
Media promosi dapat melalui:
1. Media cetak
2. Media elektronik
3. Media internet
a. Social media (facebook, kaskus, instagram dll)
b. Situs jual beli (OLX.com, Berniaga.com dll.)
c. Website/blog (worldpress, blogspot.com, 123website.co.id)





















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jenis-jenis jernang yang ditemukan di Desa Lamban Sigatal diperoleh tiga spesies antara lain, Daemonorops draconcella Becc., Daemonorops aff.Daemonorops propinqua Becc., Daemonorops draco Blume. Sedangkan jenis-jenis jernang yang diperoleh di Desa Lamban Sigatal diperoleh empat spesies antara lain Daemonorops draconcella Becc., Daemonorops propinqua Becc., Daemonorops draco Blume, Daemonorops aff.Daemonorops maculata J.Dransf. Pemanfaatan jernang bagi masyarakat adalah untuk dijual, sebagai obat (obat luka, obat sakit gigi, dan obat sehabis melahirkan), sebagai pewarna cat, sebagai kaki kunju (tempat yang digunakan untuk mengangkut hasil jernang dan kayu dari hutan). Pengolahan jernang dilakukan melalui dua tahap yaitu, proses pengolahan lulun secara kering dan pengolahan lulun secara basah. Upaya pembudidayaan yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara menerapkan pola tumpang sari tumbuhan jernang dan karet (menanam jernang dengan tumbuhan karet sebagai penyangga).
Saran
            Seharusnya masyarakat di sekitar hutan di wilayah jambi harus lebih peka dan menyadari bahwa tanaman jernang merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.








 


DAFTAR PUSTAKA
Asra, R. 2013. Integrasi Rotan Jernang Tingkatkan Ekonomi Petani. Diakses pada
http://www.jambiupdate.com/artikel. akses 2 Oktober 2014.
Effendi, R. 2010. Kelayakan Usaha Pengembangan Budidaya Rotan Jernang (Daemonorops sp), Pusat Pengembangan Iklim dan Kebijakan, Bogor.
Muara, J. 2011. Analisis Usahatani Rotan Jernang Di Desa Lamban Sigatal Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sjakhyakirti, Palembang

Pride, W.M. dan O. C. Ferrel. 1995. Pemasaran Teori dan Praktek Sehari-hari.
          Binarupa Aksara, Jakarta

Purwanto, Y., R. P., S. Susiarti, dan E.B. Walujo. 2005. Ekstraktivisme jernang
          (Daemonorops spp.) dan kemungkinan pengembangannya: studi kasus di
            Jambi Sumatra Indonesia. Laporan Teknik. Bidang Botani Pusat Penelitian
           Biologi-LIPI.

Soekartawi.2002. Analisis Usahatani. Rajawali Pers, Jakarta.
Sumarna, Y., 2005. China Butuh 400 ton jernang rotan dari Indonesia.www.kapanlagi.com. Diakses tanggal 1 Desember 2010.

Waluyo, T.K. 2008. Teknik ekstraksi tradisional dan analisis sifat-sifat jernang asal Jambi.

Weinarifin. 2008. Jernang: Tanaman Konservasi Bernilai Ekonomis Tinggi. di akses pada http://weinarifin.wordpress.com, 3 Oktober 2014.

Winarto, V. dan Alwis. 2013. Budidaya Tanaman Rotan Jernang. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan


.

4 komentar:

  1. saya budidaya jernang,
    no hp : 0852 6230 5007
    pin bb : 26b2c889
    http://www.antarafoto.com/bisnis/v1422791401/jernang-aceh-langka

    BalasHapus
  2. Kami menerima dan buah jernag/
    serbuk/getah bagi anda yg berminat
    Hub:082186827079
    Pin bbm 20C3BDB6
    Apabila harga nya tidak cocok dan tidak
    memuas kan anda ,kami bersedia mengirim
    balik barang anda...tks

    BalasHapus
  3. Kami membeli buah, srbuk dan getah jernang tiap bulan minimal stok utk buah200kg bagi anda yg berminat mejual dgn hrg bagus Hub:082186827079. Pin bbm 20C3BDB6

    BalasHapus
  4. saya menjual buah, serbuk dan getah jernang asal kalimantan.
    1. buah jernang Rp 250.000 per kg, setiap bulan panenya sekitar 100 kg - 500 kg
    2. serbuk jernang grade A Rp 3.000.000 per kg dan Grade B Rp 1.500.000 - 2.500.000 per kg, produksi perbulan sekitar 100 kg - 150 kg
    3. getah jernang 3.000.000 per kg, produksi perbulan sekitar 50 kg - 100 kg
    bagi pembeli yang serius dan kontinyu kami siap melakukan kontrak kerjasama, yang berminat hub. Pak Arya 081213193576 atau pin bb 583A1230.
    terima kasih.

    BalasHapus