Kamis, 09 April 2015

POTENSI PENGOLAHAN POHON MELINJO (Gnetum gnemon Linn)



Makalah Ekonomi Sumberdaya Hutan                                                                           Medan,  April 2015
POTENSI PENGOLAHAN POHON MELINJO
(Gnetum gnemon Linn)

Dosen Penanggung jawab:
Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.
Disusun Oleh :
Nurhidayah
131201032
HUT IVA













PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015




KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun judul dari makalah ini adalah ” Potensi Pengolahan Melinjo (Gnetum gnemon Linn), makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara pengolahan pohon melinjo secara ekonomi.
            Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Agus Purwoko, S.Hut., M.Si selaku dosen mata kuliah ekonomi sumberdaya hutan telah memberikan banyak saran dan arahan  sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan  ini.
            Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.


Medan,   April  2015
                                                                                                                                                       
Penulis




DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I     PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………..1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………...3
1.4. Manfaat Penulisan…………………………………………………………….3

BAB II    ISI
2.1.      Deskripsi pohon melinjo…………………………………………………….4
2.2.      Potensi kawasan dan ekosistem pohon…………………………………….
2.3.     Perkembangan, manfaat serta pengolahan secara ekonomi pohon melinjo..

BAB III  PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………….10
3.2. Saran………………………………………………………………………...10

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Selama ini masih sebatas biji melinjo yang menjadi bahan olahan karena memiliki masa simpannya relatif lama dan bernilai ekonomis tinggi, salah satu olahan tersebut adalah emping. Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari biji melinjo yang telah tua. Tanaman melinjo banyak manfaatnya, hampir seluruh bagian tanaman melinjo dapat dimanfaatkan terdiri dari daun muda, bunga, dan kulit lunak biji. Semua makanan yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, selain karbohidrat juga mengandung lemak, protein, mineral, dan vitamin.
Pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sektor yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kelima sektor pertanian tersebut bila ditangani lebih serius sebenarnya akan mampu memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia mendatang, salah satu penanganannya yaitu dengan perkembangan perekonomian pada bisnis pertanian atau agrobisnis.
Industrialisasi pertanian dikenal dengan nama agroindustri, dimana agroindustri dapat menjadi salah satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan serta mampu menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat yang hidup di pedesaan. Sektor industri pertanian merupakan suatu sistem pengelolaan secara terpadu antara sektor pertanian dengan sektor industri guna mendapatkan nilai tambah dari hasil pertanian. Agroindustri merupakan usaha untuk meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui proses modernisasi pertanian. Modernisasi di sektor industri dalam skala nasional dapat meningkatkan penerimaan nilai tambah sehingga pendapatan ekspor akan lebih besar.
Di Indonesia, melinjo merupakan tanaman yang tumbuh tersebar di mana-mana, serta banyak ditemukan di tanah-tanah pekarangan penduduk desa maupun penduduk perkotaan. Melinjo banyak manfaatnya, dimana hampir seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Daun muda yang disebut dengan so, bunga yang disebut dengan kroto, kulit biji tua dapat digunakan sebagai bahan sayuran yang cukup populer di kalangan masyarakat. Bahkan kulit biji yang sudah tua setelah diberi bumbu dan kemudian digoreng akan menjadi makanan ringan yang disebut dengan gangsir yang cukup lezat. Buah yang sudah tua merupakan bahan baku pembuatan emping melinjo yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Semua bahan makanan yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi.
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0-1.200 m dpl. Dengan demikian, tanaman melinjo dapat tumbuh di pegunungan berhawa lembab, bisa juga didataran rendah yang relatif kering. Namun agar dapat berproduksi secara maksimal, melinjo sebaiknya ditanam di dataran rendah yang ketinggiannya tidak lebih dari 400 m dpl dan dengan curah hujan sekitar 3.000-5.000 mm/tahun merata sepanjang tahun.

1.2.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1.      Bagaimana deskripsi pohon melinjo?
1.2.2.      Bagaimana potensi kawasan serta sudut pandang ekosistem melinjo?
1.2.3.      Bagaimana perkembangan, pengolahan secara ekonomi dan manfaat melinjo?
1.3.       Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1.      Untuk mengetahui bagaimana deskripsi pohon melinjo
1.3.2.      Untuk mengetahui potensi kawasan dan ekosistem pohon melinjo
1.3.3.      Untuk mengetahui perkembangan, manfaat serta pengolahan secara ekonomi pohon melinjo
1.4.       Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini adalah penulis serta pembaca mendapatkan wawasan tentang pengolahan dan manfaat melinjo

BAB II
ISI

2.1. Deskripsi Pohon Melinjo
Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berjenis kelamin dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus, kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata, cabangnya bebagai ukuran dan letaknya melingkari batang hingga pangkal cabang. Daun melinjo saling berhadapan, berbentuk jorong, berukuran (7,5-20) cm x (2,5-10) cm, tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya. Perbungaannya menyendiri dan keluar dari ketiak daun, juga dari batang yang telah tua, panjangnya 3-6 cm dengan bunga-bunganya tersusun dalam bentuk lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina sebanyak 5-8 kuntum pada setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya.  Bunga betina berupa butiran-butiran besar dan daunnya agak bundar.  Sedangkan bunga jantan berupa butiran-butiran kecil , daunnya agak panjang. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-5 cm, berembang (apiculate) pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning kemudian berubah menjadi merah sampai lembayung  jika matang.

2.2.  Potensi kawasan serta sudut pandang ekosistem melinjo
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0-1.200 m dpl. Dengan demikian, tanaman melinjo dapat tumbuh di pegunungan berhawa lembab, bisa juga didataran rendah yang relatif kering. Namun agar dapat berproduksi secara maksimal, melinjo sebaiknya ditanam di dataran rendah yang ketinggiannya tidak lebih dari 400 m dpl dan dengan curah hujan sekitar 3.000-5.000 mm/tahun merata sepanjang tahun
Melinjo (Gnetum gnemon Linn) adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (gymnospermae) yang berbentuk pohon. Pohon ini banyak terdapat di Indonesia, sehingga diyakini bahwa pohon melinjo adalah asli Indonesia, dugaan ini terjadi karena melinjo konon katanya hanya bisa tumbuh di Asia Tenggara. Adapun daerah di Indonesia yang banyak membudidayakan pohon melinjo adalah Aceh dan sumatera. Selain di Indonesia, pohon melinjo kini mulai tersebar juga di kawasan Asia lainnya termasuk daerah Pasifik Barat.
Melinjo memiliki rasa khas setengah pahit, namun juga gurih dan lezat. Mungkin itu adalah alasan banyak orang yang menyukai biji melinjo. Meskipun demikian  banyak juga orang yang menjauhi makan melinjo karena dianggap bisa membuat sakit asam urat. Setelah di teliti dengan ilmu ahli gizi ternyata biji melinjonya mempunyai kandungan antioksidan tingkat tinggi sangat bagus untuk tubuh karena antioksidan ini untuk penagkal radikal bebas seperti kanker,penuaan,jantung, dll.
 Ada banyak julukan untuk pohon melinjo. Orang sunda menyebutnya tangkil, orang jawa menjulukinya mlinjo, orang kamboja menyebutnya Khalte, sementara bahasa Melayu  menyebut melinjo sebagai bago. Potensi besar yang terkandung di dalam sebutir biji melinjo atau Gnetum gnemon itu membuat Tri yakin melinjo adalah sumber protein fungsional yang cocok dijadikan suplemen makanan nutrasetikal (bahan pangan berkhasiat untuk kesehatan), termasuk untuk mencegah dan mengobati penyakit. Apalagi biji melinjo mudah diperoleh.
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah liat atau tanah lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0-1200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60x60x75 cm, dengan jarak tanam 6-8 m. Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung. Tanaman melinjo diperkirakan berasal dari Semenanjung Malaysia. Melinjo dapat ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara, dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji. Sedangkan di Indonesia baru dibudidayakan di sebagian wilayah Indonesia, seperti Jawa dan Sumatra.
Suplemen murah Diakui hingga saat ini memang belum ada studi resmi tentang penggunaan protein biji melinjo sebagai sumber antioksidan. Padahal, jika pemanfaatan peptida antioksidan dari hidrolisis biji Gnetum gnemon ini berhasil, akan tersedia suplemen nutrasetikal yang murah dan bisa jadi alternatif yang aman. Berbeda dengan di dalam negeri, Jepang sudah melirik potensi antioksidan dari biji famili Gnetaceae ini. Hasil penelitian Tri tentang isolasi dan karakterisasi peptida antioksidan dari biji melinjo ini membuatnya menjadi salah satu penerima dana riset dari Indonesia Toray Science Foundation, sebuah yayasan yang dibentuk perusahaan tekstil dan serat sintetis terbesar di Jepang.
Habitat asli tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, Melanesia dan Pasifik, sebuah tanaman asli daerah tropis. Karenanya penanaman bibit melinjo membutuhkan daerah dengan curah hujan tinggi hingga 2500 ml / tahun. Tanaman ini akan lebih optimal pertumbuhannya di daerah dataran rendah sekitar 400 m dpl. Tanaman ini tergolong produktif, setelah usia 5 tahun. Kita dapat memanen buah melinjo sebanyak 2 kali dalam setahun. Sekali panen satu pohon bisa menghasilkan buah hingga 100 kg. Hasil panen tergantung ukuran pohon. Ini belum termasuk panen daun muda dan bakal buah atau kroto yang nantinya bisa setiap saat diakukan.
Emping Melinjo
Emping melinjo adalah produk dari biji melinjo bagian dalam yang pembuatannya dilakukan dengan merebus, kemudian dipipihkan dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian mengenai nilai gizi emping melinjo. Karena emping melinjo umum dikonsumsi masyarakat Indonesia bahkan sudah merupakan komoditi eksport, maka dipandang perlu untuk mengetahui sejauh mana keuntungan dan kerugian bahan makanan tersebut terhadap kesehatan. Keuntungan yang diperoleh antara lain :
Emping melinjo kering dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigiliserida dalam plasma. Emping sangat baik untuk dikonsumsi oleh mereka yang mengidap penyakit kencing manis.
Teh Melinjo
Salah satu alternatif untuk memodifikasi sajian dari melinjo adalah dengan mengolahnya menjadi suatu produk olahan di luar emping dan sejenisnya. Melinjo (gnetum gnemon) merupakan salah satu komoditas lokal yang mempunyai banyak manfaat. Salah satu yang sekarang ini sedang dikembangkan ialah kandungan revansterol dari melinjo. Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa kandungan revansterol berupa bio-flavonoid yang juga terkandung pada ginkgo biloba juga terdapat pada melinjo. Karena melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman ginkgo biloba yang ada di Jepang. Bahkan hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa kandungan revansterol yang dikandung oleh melinjo lebih tinggi dibandingkan dengan ginkgo biloba. Studi terkini memperlihatkan bahwa resveratrol, senyawa bioaktif yang diisolasi dari melinjo (gnetum gnemon), sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dalam sebuah penelitian, daun melinjo muda akan diproses menjadi teh melinjo dan kemudian difermentasikan menjadi cider teh. Tujuan penelitian ini adalah memproduksi cider teh dari daun melinjo, membandingkan kadar resveratrol dalam cider dengan bagian endosperma melinjo, dan menganalisis komponen lain.
Melinjo baik buahnya maupun daun mudanya biasa menjadi sayur pengisi berbagai sajian di meja makan, seperti sayur asem dan sayur lodeh. Selain itu buah melinjo juga merupakan bahan baku pembuatan pembuat emping. Dari sinilah kita masih bisa menemukan pasar potensial dari usaha penanaman bibit melinjo. Merebut pasar penjualan di pedagang sayuran memang agak sulit karena biasanya mereka mendapat pasokan dari lingkungan sekitar yang telah bertahun-tahun menanam melinjo di pekarangan rumah. Namun permintaan buah melinjo untuk pembuatan emping masih belum sepenuhnya terpenuhi. Karenanya tidak terlambat buntuk memulai menanam bibit melinjo sekarang.

2.3. Perkembangan, pengolahan secara ekonomi dan manfaat melinjo 
Emping melinjo mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan mempunyai pangsa pasar yang sangat luas. Permintaan emping melinjo setiap tahun meningkat sekitar 5,5%, permintaan ini biasanya akan melonjak sekitar 15 % pada hari-hari raya. Propinsi. Lampung termasuk daerah penghasil melinjo, produksi emping melinjo Propinsi Lampung pada Tahun 2005 sebesar 1.067.941 kg Teknologi pengolahan biji melinjo tidak banyak berubah secara berarti. Beberapa teknologi yang pernah dihasilkan hanya sebatas sedikit modifikasi, sehingga timbul persepsi bahwa biji melinjo hanya dapat dibuat emping melinjo, hampir tidak ada produk olahan lainnya. Hal inilah sebagai salah satu penyebab petani enggan melakukan peremajaan dan pengembangan kebun melinjo lagi. Margin keuntungan yang diperoleh petani dan pengrajin emping dari tahun ke tahun semakin kecil, sehingga daerah penghasil melinjo umumnya menjadi daerah miskin. Hasil penelitian Sarono, Yatim R.Widodo, dan Muslihudin, (2001), dengan kandungan pati 80 % dan rasa yang khas, tepung melinjo menjanjikan potensi untuk dikembangkan sebagai sumber pangan baru terutama snack food. Oleh karena itu, pembuatan tepung dan aplikasinya dalam pembuatan jenis makanan lain akan sangat meningkatkan penggunaan buah melinjo. Tujuan akhir dari roadmap penelitian melinjo adalah pengembangan produk olahan pangan berbahan baku buah melinjo (biji dan kulit). Tujuan kegiatan tahun pertama adalah (1) melakukan karakteristik proses pengeringan biji melinjo dan biji melinjo ose, (2) Mendesain dan membuat alat pemecah kulit biji melinjo, (3) Melakukan optimasi proses penepungan biji melinjo dengan alat pemecah kulit biji melinjo hasil desain, dan (4) Melakukan karakterisasi kulit buah melinjo (hasil
sampingan biji melinjo).
Tanaman melinjo (Gnetum gneman L.), termasuk jenis tanaman yang telah dikenal sejak ratusan tahun silam. Namun meski begitu, tanaman ini sampai sekarang belum dikembangkan secara serius, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Padahal, tanaman melinjo saat ini telah menjadi komoditas ekspor, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Sampai saat ini, melinjo ditanam masyarakat hanya dijadikan tanaman peneduh di halaman.
Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari buah melinjo yang telah tua. Pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Sejauh ini, emping  diekspor ke negara-negara tetangga di antaranya ke Singapura, Malaysia dan Brunei. Bahkan, pasar ekspor yang potensial menjangkau Jepang, Eropa dan Amerika.
Emping adalah sejenis makanan ringan yang dibuat dengan menghancurkan bahan baku (biasanya biji melinjo) hingga halus kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Selama ini masih sebatas biji melinjo yang menjadi bahan olahan karena memiliki masa simpannya relatif lama dan bernilai ekonomis tinggi, salah satu olahan tersebut adalah emping. Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari biji melinjo yang telah tua. Tanaman melinjo banyak manfaatnya, hampir seluruh bagian tanaman melinjo dapat dimanfaatkan terdiri dari daun muda, bunga, dan kulit lunak biji. Semua makanan yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, selain karbohidrat juga mengandung lemak, protein, mineral, dan vitamin.

















                                                                                   

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1.      Melinjo (Gnetum gnemon Linn) adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (gymnospermae) yang berbentuk pohon. Pohon ini banyak terdapat di Indonesia, sehingga diyakini bahwa pohon melinjo adalah asli Indonesia
2.      Habitat asli tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, Melanesia dan Pasifik, sebuah tanaman asli daerah tropis. Karenanya penanaman bibit melinjo membutuhkan daerah dengan curah hujan tinggi hingga 2500 ml / tahun
3.      Melinjo baik buahnya maupun daun mudanya biasa menjadi sayur pengisi berbagai sajian di meja makan, seperti sayur asem dan sayur lodeh
4.      Emping melinjo adalah produk dari biji melinjo bagian dalam yang pembuatannya dilakukan dengan merebus, kemudian dipipihkan dan dikeringkan dibawah sinar matahari
5.      Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa
3.2. Saran
          Dalam penulisan makalah ini maka penulis menyarankan agar pemerintah mau mendanai dan mensuport kegiatan industri seperti ini agar perekonomian masyarakat dapat terus meningkat







 










 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar