Makalah
Ekonomi Sumberdaya Hutan Medan,
April 2015
POTENSI
PENGOLAHAN POHON MELINJO
(Gnetum gnemon Linn)
Dosen Penanggung jawab:
Agus
Purwoko, S.Hut., M.Si.
Disusun Oleh :
Nurhidayah
131201032
HUT IVA
PROGRAM STUDI
KEHUTANAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Adapun judul dari makalah ini adalah ” Potensi Pengolahan Melinjo (Gnetum gnemon Linn)”, makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara pengolahan pohon melinjo secara ekonomi.
Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Agus
Purwoko, S.Hut., M.Si selaku dosen mata kuliah
ekonomi sumberdaya hutan telah memberikan banyak saran dan arahan sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan
dengan baik.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………..1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………...3
1.4. Manfaat Penulisan…………………………………………………………….3
BAB II ISI
2.1. Deskripsi pohon melinjo…………………………………………………….4
2.2. Potensi kawasan dan ekosistem pohon…………………………………….
2.3. Perkembangan,
manfaat serta pengolahan secara ekonomi pohon melinjo..
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………….10
3.2. Saran………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Selama ini masih sebatas biji melinjo yang menjadi bahan
olahan karena memiliki masa simpannya relatif lama dan bernilai ekonomis
tinggi, salah satu olahan tersebut adalah emping. Emping melinjo adalah sejenis
keripik yang dibuat dari biji melinjo yang telah tua. Tanaman
melinjo banyak manfaatnya, hampir seluruh bagian tanaman melinjo dapat
dimanfaatkan terdiri dari daun muda, bunga, dan kulit lunak biji. Semua makanan
yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi,
selain karbohidrat juga mengandung lemak, protein, mineral, dan vitamin.
Pertanian dalam arti luas terdiri dari
lima sektor yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan. Kelima sektor pertanian tersebut bila ditangani lebih serius
sebenarnya akan mampu memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan
perekonomian Indonesia mendatang, salah satu penanganannya yaitu dengan
perkembangan perekonomian pada bisnis pertanian atau agrobisnis.
Industrialisasi pertanian dikenal
dengan nama agroindustri, dimana agroindustri dapat menjadi salah satu pilihan
strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian
masyarakat di pedesaan serta mampu menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat
yang hidup di pedesaan. Sektor industri pertanian merupakan suatu sistem
pengelolaan secara terpadu antara sektor pertanian dengan sektor industri guna
mendapatkan nilai tambah dari hasil pertanian. Agroindustri merupakan usaha
untuk meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga menjadi kegiatan yang
sangat produktif melalui proses modernisasi pertanian. Modernisasi di sektor
industri dalam skala nasional dapat meningkatkan penerimaan nilai tambah
sehingga pendapatan ekspor akan lebih besar.
Di Indonesia, melinjo merupakan tanaman
yang tumbuh tersebar di mana-mana, serta banyak ditemukan di tanah-tanah
pekarangan penduduk desa maupun penduduk perkotaan. Melinjo banyak manfaatnya,
dimana hampir seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Daun muda yang
disebut dengan so, bunga yang disebut dengan kroto, kulit biji tua dapat
digunakan sebagai bahan sayuran yang cukup populer di kalangan masyarakat.
Bahkan kulit biji yang sudah tua setelah diberi bumbu dan kemudian digoreng
akan menjadi makanan ringan yang disebut dengan gangsir yang cukup lezat. Buah
yang sudah tua merupakan bahan baku pembuatan emping melinjo yang mempunyai
nilai ekonomi yang cukup tinggi. Semua bahan makanan yang berasal dari tanaman
melinjo mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi.
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada
ketinggian tempat 0-1.200 m dpl. Dengan demikian, tanaman melinjo dapat tumbuh
di pegunungan berhawa lembab, bisa juga didataran rendah yang relatif kering.
Namun agar dapat berproduksi secara maksimal, melinjo sebaiknya ditanam di
dataran rendah yang ketinggiannya tidak lebih dari 400 m dpl dan dengan curah
hujan sekitar 3.000-5.000 mm/tahun merata sepanjang tahun.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1.
Bagaimana deskripsi pohon melinjo?
1.2.2.
Bagaimana potensi kawasan serta sudut pandang
ekosistem melinjo?
1.2.3.
Bagaimana perkembangan, pengolahan secara
ekonomi dan manfaat melinjo?
1.3.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1.
Untuk
mengetahui bagaimana
deskripsi pohon melinjo
1.3.2.
Untuk
mengetahui potensi
kawasan dan ekosistem pohon melinjo
1.3.3.
Untuk mengetahui
perkembangan, manfaat serta
pengolahan secara ekonomi pohon melinjo
1.4.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat
penulisan dalam makalah ini adalah penulis serta pembaca mendapatkan wawasan
tentang pengolahan dan manfaat melinjo
BAB II
ISI
2.1.
Deskripsi Pohon Melinjo
Melinjo berperawakan pohon
yang ramping, berjenis kelamin dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus,
kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara
nyata, cabangnya bebagai ukuran dan letaknya melingkari batang hingga pangkal
cabang. Daun melinjo saling berhadapan, berbentuk jorong, berukuran (7,5-20) cm
x (2,5-10) cm, tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya.
Perbungaannya menyendiri dan keluar dari ketiak daun, juga dari batang yang
telah tua, panjangnya 3-6 cm dengan bunga-bunganya tersusun dalam bentuk
lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina sebanyak 5-8 kuntum pada setiap buku
perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya. Bunga betina
berupa butiran-butiran besar dan daunnya agak bundar. Sedangkan bunga
jantan berupa butiran-butiran kecil , daunnya agak panjang. Buahnya mirip buah
geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-5 cm, berembang (apiculate) pendek,
berbulu halus, mula-mula berwarna kuning kemudian berubah menjadi merah sampai
lembayung jika matang.
2.2. Potensi
kawasan serta sudut pandang ekosistem melinjo
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0-1.200 m dpl. Dengan
demikian, tanaman melinjo dapat tumbuh di pegunungan berhawa lembab, bisa juga
didataran rendah yang relatif kering. Namun agar dapat berproduksi secara
maksimal, melinjo sebaiknya ditanam di dataran rendah yang ketinggiannya tidak
lebih dari 400 m dpl dan dengan curah hujan sekitar 3.000-5.000 mm/tahun merata
sepanjang tahun
Melinjo (Gnetum gnemon Linn) adalah suatu spesies
tanaman berbiji terbuka (gymnospermae) yang berbentuk pohon. Pohon ini banyak
terdapat di Indonesia, sehingga diyakini bahwa pohon melinjo adalah asli
Indonesia, dugaan ini terjadi karena melinjo konon katanya hanya bisa tumbuh di
Asia Tenggara. Adapun daerah di Indonesia yang banyak membudidayakan pohon
melinjo adalah Aceh dan sumatera. Selain di Indonesia, pohon melinjo kini mulai
tersebar juga di kawasan Asia lainnya termasuk daerah Pasifik Barat.
Melinjo memiliki rasa
khas setengah pahit, namun juga gurih dan lezat. Mungkin itu adalah alasan
banyak orang yang menyukai biji melinjo. Meskipun demikian banyak juga
orang yang menjauhi makan melinjo karena dianggap bisa membuat sakit asam urat.
Setelah di teliti dengan ilmu ahli gizi ternyata biji melinjonya mempunyai
kandungan antioksidan tingkat tinggi sangat bagus untuk tubuh karena
antioksidan ini untuk penagkal radikal bebas seperti kanker,penuaan,jantung,
dll.
Ada banyak
julukan untuk pohon melinjo. Orang sunda menyebutnya tangkil, orang jawa
menjulukinya mlinjo, orang kamboja menyebutnya Khalte, sementara bahasa
Melayu menyebut melinjo sebagai bago. Potensi besar yang terkandung
di dalam sebutir biji melinjo atau Gnetum gnemon itu membuat Tri yakin melinjo
adalah sumber protein fungsional yang cocok dijadikan suplemen makanan
nutrasetikal (bahan pangan berkhasiat untuk kesehatan), termasuk untuk mencegah
dan mengobati penyakit. Apalagi biji melinjo mudah diperoleh.
Tanaman melinjo dapat
tumbuh pada tanah liat atau tanah lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak
tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan
dapat tumbuh dari ketinggian 0-1200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo
harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60x60x75 cm,
dengan jarak tanam 6-8 m. Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai
tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang
bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang
suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk
ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak
dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi. Di Indonesia
tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa
daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan
dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung. Tanaman melinjo
diperkirakan berasal dari Semenanjung Malaysia. Melinjo dapat ditemukan di
seluruh kawasan Asia Tenggara, dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam
dan sebelah timur Fiji. Sedangkan di Indonesia baru dibudidayakan di sebagian
wilayah Indonesia, seperti Jawa dan Sumatra.
Suplemen murah Diakui
hingga saat ini memang belum ada studi resmi tentang penggunaan protein biji
melinjo sebagai sumber antioksidan. Padahal, jika pemanfaatan peptida
antioksidan dari hidrolisis biji Gnetum gnemon ini berhasil, akan tersedia
suplemen nutrasetikal yang murah dan bisa jadi alternatif yang aman. Berbeda
dengan di dalam negeri, Jepang sudah melirik potensi antioksidan dari biji
famili Gnetaceae ini. Hasil penelitian Tri tentang isolasi dan karakterisasi
peptida antioksidan dari biji melinjo ini membuatnya menjadi salah satu
penerima dana riset dari Indonesia Toray Science Foundation, sebuah yayasan
yang dibentuk perusahaan tekstil dan serat sintetis terbesar di Jepang.
Habitat asli tanaman ini berasal dari Asia Tenggara,
Melanesia dan Pasifik, sebuah tanaman asli daerah tropis. Karenanya penanaman
bibit melinjo membutuhkan daerah dengan curah hujan tinggi hingga 2500 ml /
tahun. Tanaman ini akan lebih optimal pertumbuhannya di daerah dataran rendah
sekitar 400 m dpl. Tanaman ini tergolong produktif, setelah usia 5 tahun. Kita
dapat memanen buah melinjo sebanyak 2 kali dalam setahun. Sekali panen satu
pohon bisa menghasilkan buah hingga 100 kg. Hasil panen tergantung ukuran
pohon. Ini belum termasuk panen daun muda dan bakal buah atau kroto yang
nantinya bisa setiap saat diakukan.
Emping
Melinjo
Emping melinjo adalah produk dari biji melinjo bagian dalam
yang pembuatannya dilakukan dengan merebus, kemudian dipipihkan dan dikeringkan
dibawah sinar matahari. Hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian
mengenai nilai gizi emping melinjo. Karena emping melinjo umum dikonsumsi masyarakat
Indonesia bahkan sudah merupakan komoditi eksport, maka dipandang perlu untuk
mengetahui sejauh mana keuntungan dan kerugian bahan makanan tersebut terhadap
kesehatan. Keuntungan yang diperoleh antara lain :
Emping
melinjo kering dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigiliserida dalam
plasma. Emping sangat baik untuk dikonsumsi oleh mereka yang mengidap penyakit
kencing manis.
Teh
Melinjo
Salah satu alternatif untuk memodifikasi sajian dari melinjo
adalah dengan mengolahnya menjadi suatu produk olahan di luar emping dan
sejenisnya. Melinjo (gnetum gnemon) merupakan salah satu komoditas lokal yang
mempunyai banyak manfaat. Salah satu yang sekarang ini sedang dikembangkan
ialah kandungan revansterol dari melinjo. Salah satu penelitian mengungkapkan
bahwa kandungan revansterol berupa bio-flavonoid yang juga terkandung pada
ginkgo biloba juga terdapat pada melinjo. Karena melinjo termasuk tumbuhan
purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman ginkgo biloba yang ada di
Jepang. Bahkan hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa kandungan
revansterol yang dikandung oleh melinjo lebih tinggi dibandingkan dengan ginkgo
biloba. Studi terkini memperlihatkan bahwa resveratrol, senyawa bioaktif yang
diisolasi dari melinjo (gnetum gnemon), sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dalam
sebuah penelitian, daun melinjo muda akan diproses menjadi teh melinjo dan
kemudian difermentasikan menjadi cider teh. Tujuan penelitian ini adalah
memproduksi cider teh dari daun melinjo, membandingkan kadar resveratrol dalam
cider dengan bagian endosperma melinjo, dan menganalisis komponen lain.
Melinjo baik buahnya maupun daun mudanya biasa menjadi sayur
pengisi berbagai sajian di meja makan, seperti sayur asem dan sayur lodeh.
Selain itu buah melinjo juga merupakan bahan baku pembuatan pembuat emping.
Dari sinilah kita masih bisa menemukan pasar potensial dari usaha penanaman
bibit melinjo. Merebut pasar penjualan di pedagang sayuran memang agak sulit
karena biasanya mereka mendapat pasokan dari lingkungan sekitar yang telah
bertahun-tahun menanam melinjo di pekarangan rumah. Namun permintaan buah
melinjo untuk pembuatan emping masih belum sepenuhnya terpenuhi. Karenanya
tidak terlambat buntuk memulai menanam bibit melinjo sekarang.
2.3. Perkembangan,
pengolahan secara ekonomi dan manfaat melinjo
Emping melinjo mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
dan mempunyai pangsa pasar yang sangat luas. Permintaan emping melinjo setiap
tahun meningkat sekitar 5,5%, permintaan ini biasanya akan melonjak sekitar 15
% pada hari-hari raya. Propinsi. Lampung termasuk daerah penghasil melinjo,
produksi emping melinjo Propinsi Lampung pada Tahun 2005 sebesar 1.067.941 kg
Teknologi pengolahan biji melinjo tidak banyak berubah secara berarti. Beberapa
teknologi yang pernah dihasilkan hanya sebatas sedikit modifikasi, sehingga
timbul persepsi bahwa biji melinjo hanya dapat dibuat emping melinjo, hampir
tidak ada produk olahan lainnya. Hal inilah sebagai salah satu penyebab petani
enggan melakukan peremajaan dan pengembangan kebun melinjo lagi. Margin keuntungan
yang diperoleh petani dan pengrajin emping dari tahun ke tahun semakin kecil,
sehingga daerah penghasil melinjo umumnya menjadi daerah miskin. Hasil
penelitian Sarono, Yatim R.Widodo, dan Muslihudin, (2001), dengan kandungan
pati 80 % dan rasa yang khas, tepung melinjo menjanjikan potensi untuk
dikembangkan sebagai sumber pangan baru terutama snack food. Oleh karena itu,
pembuatan tepung dan aplikasinya dalam pembuatan jenis makanan lain akan sangat
meningkatkan penggunaan buah melinjo. Tujuan akhir dari roadmap penelitian
melinjo adalah pengembangan produk olahan pangan berbahan baku buah melinjo
(biji dan kulit). Tujuan kegiatan tahun pertama adalah (1) melakukan
karakteristik proses pengeringan biji melinjo dan biji melinjo ose, (2)
Mendesain dan membuat alat pemecah kulit biji melinjo, (3) Melakukan optimasi
proses penepungan biji melinjo dengan alat pemecah kulit biji melinjo hasil
desain, dan (4) Melakukan karakterisasi kulit buah melinjo (hasil
sampingan biji melinjo).
Tanaman melinjo (Gnetum gneman L.), termasuk jenis tanaman yang telah
dikenal sejak ratusan tahun silam. Namun meski begitu, tanaman ini sampai
sekarang belum dikembangkan secara serius, baik oleh masyarakat maupun
pemerintah. Padahal, tanaman melinjo saat ini telah menjadi komoditas ekspor,
baik dalam bentuk segar maupun olahan. Sampai saat ini, melinjo ditanam
masyarakat hanya dijadikan tanaman peneduh di halaman.
Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari buah melinjo yang
telah tua. Pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan
alat-alat sederhana. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan
hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif
tinggi maupun sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Sejauh
ini, emping diekspor ke negara-negara tetangga di antaranya ke Singapura,
Malaysia dan Brunei. Bahkan, pasar ekspor yang potensial menjangkau Jepang,
Eropa dan Amerika.
Emping adalah sejenis makanan ringan yang dibuat dengan menghancurkan bahan
baku (biasanya biji melinjo) hingga halus kemudian dikeringkan di bawah sinar
matahari. Selama ini masih sebatas biji melinjo yang menjadi bahan
olahan karena memiliki masa simpannya relatif lama dan bernilai ekonomis
tinggi, salah satu olahan tersebut adalah emping. Emping melinjo adalah sejenis
keripik yang dibuat dari biji melinjo yang telah tua. Tanaman melinjo banyak
manfaatnya, hampir seluruh bagian tanaman melinjo dapat dimanfaatkan terdiri
dari daun muda, bunga, dan kulit lunak biji. Semua makanan yang berasal dari
tanaman melinjo mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, selain karbohidrat
juga mengandung lemak, protein, mineral, dan vitamin.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
1.
Melinjo (Gnetum gnemon Linn) adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka
(gymnospermae) yang berbentuk pohon. Pohon ini banyak terdapat di Indonesia,
sehingga diyakini bahwa pohon melinjo adalah asli Indonesia
2.
Habitat
asli tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, Melanesia dan Pasifik, sebuah
tanaman asli daerah tropis. Karenanya penanaman bibit melinjo membutuhkan
daerah dengan curah hujan tinggi hingga 2500 ml / tahun
3.
Melinjo
baik buahnya maupun daun mudanya biasa menjadi sayur pengisi berbagai sajian di
meja makan, seperti sayur asem dan sayur lodeh
4.
Emping
melinjo adalah produk dari biji melinjo bagian dalam yang pembuatannya
dilakukan dengan merebus, kemudian dipipihkan dan dikeringkan dibawah sinar
matahari
5.
Emping
melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki
nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai
komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini maka penulis menyarankan agar
pemerintah mau mendanai dan mensuport kegiatan industri seperti ini agar
perekonomian masyarakat dapat terus meningkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar