Kamis, 09 April 2015

POTENSI EKONOMI DURIAN (Durio zibethinus)

Makalah Ekonomi Sumber Daya Hutan                                                   Medan,  April 2015

POTENSI EKONOMI DURIAN (Durio zibethinus)

Dosen Pembimbing:
Dr. Agus Purwoko, S. Hut., M.Si


Oleh:
Hut IV A
Tiara Tamara Surya             131201010






























PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Judul dari Makalah ini adalah Potensi Ekonomi Durian (Durio zibethinus),  Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agus Purwoko, S. Hut., M.Si  selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam pelaksanaan hingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi teknik penyusunan maupun dari segi materi dan pembahasan. Untuk  itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca atau pengguna laporan ini  demi penyempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini bermanfaat tidak hanya bagi  mahasiswa dari Kehutanan Universitas Sumatera Utara saja, namun juga bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.





                                                              Medan,     April 2015


                                                                       Penulis





DAFTAR ISI
                                                                                                                                         Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BABI
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan............................................................................................................ 2
Rumusan Masalah......................................................................................... 2
BAB II
ISI
           Pembahasan.................................................................................................. 3
KESIMPULAN  
Kesimpulan................................................................................................ 10
Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Potensi hutan merupakan suatu hal yang sangat luas dan beragam jenisnya. Dimulai dari potensi tegakan pohonnya, kawasan, ekosistem, bahkan satwa yang sangat beragam. Terdapat berbagai potensi hutan yang dapat menjadi pokok pembicaran serta pertimbangan, dalam hal pengusahaan hutan. Potensi ekonomi hutan merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan tanpa harus mengesampingkan bergai potensi hutan lainnya seperti potensi lingkungan hidup dan potensi sosial.
Durian (Durio zibethinus) merupakan salah satu komoditas hasil hutan yang dapat dikembangkan potensi ekonominya. Durian memiliki prospek ekonomi yang tinggi sebab daru segi lingkungan pohon durian digunakan dalam konservasi lingkungan karena karena dapat mencegah erosi, kulit buah digunakan sebagai campuran media tanam, selain itu akar, daun, dan kulit buah dapat digunakan pula sebagai bahan untuk pembuatan obat-obatan.
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian berasal istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Tanaman durian termasuk family Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia.
Durian (Durio zibethinus) banyak tumbuh di hutan maupun di kebun. Tumbuhan berbentuk pohon, tinggi 27-40 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan kasar, percabangan simpodial, bercabang banyak, arah mendatar. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berseling, permukaan atas berwarna hijau tua-bawah coklat kekuningan, bentuk jorong hingga lanset, panjang 6,5-25 cm, lebar 3-5 cm, ujung runcing, pangkal membulat, pemukaan atas mengkilat, permukaan bawah buram, tidak pernah meluruh, bagian bawah berlapis bulu halus berwarna coklat keemasan. Buah bulat atau lonjong, kulit dipenuhi duri-duri tajam, warna coklat keemasan atau kuning, bentuk biji lonjong, berwarna coklat, berbuah setelah berumur 5-12 tahun. Perbanyakan generatif (biji).
Syarat tumbuh dari durian (Durio zibethinus) antara lain, curah hujan maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi. Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30ºC. Pada suhu 15ºC durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35ºC daun akan terbakar. Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
1.2  Tujuan Penulisan
Untuk mempelajari serta mengetahui berbagai potensi ekonomi sumber daya hutan  Durian (Durio zibethinus) serta manfaat prospek pengembangan (pengelolaan) manfaat secara ekonomi yang bisa didapat dari Durian
(Durio zibethinus).
1.3  Rumusan Masalah
-          Bagaimana morfologi dari Durian (Durio zibethinus)?
-          Apa saja syarat tumbuh dari Durian (Durio zibethinusD?
-          Apa saja potensi ekonomi yang kini dapat dikembangkan dari Durian (Durio zibethinus)
BAB II
ISI
2.1 Kulit Durian Sebagai Produk Briket
Limbah merupakan salah satu masalah yang cukup sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Limbah menyebabkan pencemaran lingkungan, munculnya penyakit dan menurunkan nilai estetika/keindahan kota serta masalah-masalah lainnya. Limbah kulit durian yang selama ini tidak termanfaatkan dengan baik, karena karakternya yang sukar terurai sehingga berpotensi menjadi salah satu limbah hayati yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Menurut Prabowo (2009) dari hasil melihat pada struktur dan karakteristik dari kulit durian tersebut, sebenarnya dimungkinkan untuk memanfaatkan limbah kulit durian tersebut sebagai produk bioenergi berupa briket.
Pemanfaatan dan pengoptimalan produksi briket akan membawa dampak positif lainnya berupa peningkatan perekonomian masyarakat. Buah durian yang berasal dari pohon durian (Durio zibethinus) banyak tumbuh di hutan maupun di kebun milik penduduk. Kulit buah yang keras dan tebal yang mencapai hampir seperempat bagian dari buahnya tersebut merupakan bagian yang dibuang begitu saja sampai akhirnya menjadi busuk. Apabila dilihat dari karakteristik bentuk dan sifat-sifat kulitnya, sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran papan partikel, papan semen, arang briket, arang aktif, filler, campuran untuk bahan baku obat nyamuk dan lain-lain.
            Hj Violet Hatta Seorang staff pengajar di Universitas Lampung menyatakan, kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60 %) dan kandungan lignin (5 %) serta kandungan pati yang rendah
(5 %) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Selain itu, limbah kulit durian mengandung sel serabut dengan dimensi yang panjang serta dinding serabut yang cukup tebal sehingga akan mampu berikatan dengan baik apabila diberi bahan perekat sintetis atau bahan perekat mineral. Lebih lanjut disebutkan nilai kalor kulit durian yang diperoleh menunjukkan angka sebesar 3786,95 kal/gram dengan kadar abu rendah sebesar 4 persen. Jika dibandingkan dengan nilai kalor arang dari kayu alaban sebesar 5422,74 kal/gram maka nilai ini tidak terlalu jauh berbeda. Untuk produk briket arang, kedua bahan ini dapat dikombinasikan sehingga diharapkan nilai kalornya menjadi meningkat.
            Dengan adanya kegiatan pemanfaatan briket berbahan dasar kulit durian ini, tentunya akan menambah pengetahuan tentang adanya energi alternatif berupa briket dari limbah kulit durian. Melalui kegiatan pemanfaatan briket berbahan dasar kulit durian ini memberikan sebuah solusi terkait masalah menumpuknya Limbah kulit durian. Bahan dasar pembuatan briket yang berupa limbah kulit durian memudahkan masyarakat menjaga konsistensi pengadaan bahan baku dari bahan bakar alternatif tersebut, tentunya khusus pada saat musim panen buah durian.
Faktor peningkatan ekonomi juga menjadi satu daya tarik masyarakat dalam mengelola briket berbahan kulit durian tersebut. Kulit durian yang merupakan bahan dasar pembuatan briket ini, sebelumnya hanya menumpuk menjadi limbah di lingkungan tempat berjualan dan tidak dapat memberikan nilai ekonomis. Sedangkan setelah melalui proses pengolahan dan menjadi bahan bakar berupa briket, produk ini mempunyai nilai jual yang cukup tinggi .
 Ekonomi dan Aplikasi Sebelumnya kulit durian yang merupakan bahan dasar pembuatan briket ini, hanya menumpuk menjadi limbah di lingkungan tempat berjualan dan tidak dapat memberikan nilai ekonomis. Kini bahan yang dulu kita sebut sebagai limbah ini berubah menjadi bahan bakar alternatif. Berdasarkan data pengamatan diketahui untuk mengaplikasikan kulit durian menjadi briket melalui tahapan-tahapan, yaitu; Persiapan alat dan bahan. Pencampuran media. Proses membakar media. Mencetakan . Proses peleburan. Proses pengeringan.
2.2 Papan Partikel Dari Kulit Durian (Durio Sp)
          Limbah dan sampah yang menumpuk akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan merusak keindahan oleh sebab itu perlu dilakukan suatu cara untuk memanfaatkan limbah kulit durian yang menumpuk agar tidak menjadi sampah. Dikaitkan dengan kebutuhan bahan baku bangunan maupun bahan baku dalam pembuatan meubel saat ini bahan baku berupa kayu jumlahnya telah terbatas.
Oleh sebab itu diperlukan alternatif substitusi bahan baku bukan kayu sebagai pengganti fungsi dari kayu. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah dari sektor perkebunan, limbah rumah tangga maupun limbah pasar sentra untuk bahan baku pembuatan papan partikel. Kulit buah durian mengandung selulosa sekitar 50 - 60%, lignin 5% dan pati 5% dari berat buah. Kandungan selulosa kulit buah durian cukup tinggi yaitu 50 - 60% dari berat buah dan juga kulitnya memiliki serat yang panjang
Pembuatan papan partikel memerlukan bahan baku, perekat serta bahan tambahan lainnya. Diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui konsentrasi perekat optimum dalam pembuatan papan partikel dengan bahan baku kulit durian dari konsentrasi perekat yang berbeda dan menghasilkan sifat fisik mekanik papan partikel yang berkualitas baik dan memenuhi standar JIS A 5908-2003.
            Nilai rata-rata kerapatan papan partikel sebesar 0,6282 g/cm3 - 0,6354 g/cm3 dan telah memenuhi standar JIS A 5908-2003 untuk kerapatan papan partikel medium density particleboard yaitu papan partikel dengan kerapatan antara 0,4-0,9 g/cm3 . Kerapatan merupakan salah satu sifat fisik yang menunjukkan perbandingan antara massa benda terhadap volume yang dimilikinya atau dengan kata lain kerapatan adalah banyaknya massa zat per satuan volume.
            Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi perekat sebesar 14% menghasilkan nilai kerapatan papan partikel terbaik. Hal ini disebabkan pada saat pengadukan perekat dengan partikel dilakukan menggunakan tangan sehingga pencamNilai rerata kadar air papan partikel kulit buah durian yang dihasilkan sebesar 9,3512% - 10,6049% dan sesuai dengan standar JIS A 5908-2003 mensyaratkan nilai kadar air 5-13%. Kadar air papan partikel adalah jumlah air yang masih tinggal dalam rongga sel dan antar partikel selama proses pengerasan perekat dengan kempa panas. Kadar air papan partikel dipengaruhi oleh kondisi udara disekelilingnyapuran perekat tidak merata dan menyebabkan nilai kerapatan berbeda.
            Nilai rerata pengembangan tebal papan partikel dari kulit durian berkisar antara 28,4163% - 33,7694% dan tidak ada yang memenuhi standar JIS A 5908- 2003 yang mensyaratkan nilai pengembangan tebal minimal 12%. Pengembangan tebal merupakan pertambahan tebal papan setelah mengalami perendaman.
            Nilai keteguhan lentur statis papan partikel dari kulit durian sebesar 3756,7410 kg/cm2 - 5875,5415 kg/cm2 dan tidak semuanya memenuhi standar JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan papan partikel dekoratif Tipe 8 minimal 20400 kg/cm2.  Nilai rerata keteguhan lentur patah papan partikel dari kulit durian sebesar 59,1678 kg/cm2 - 82,4080 kg/cm2 . Nilai yang memenuhi standar JIS A 5908-2003, yang mensyaratkan nilai minimum Tipe 8 sebesar 82 kg/cm2 adalah papan partikel dengan konsentrasi perekat 16% (82,4080 kg/cm2 ).
2.3 Olahan Biji Durian Menjadi Produk Pangan
              Buah durian memiliki kegunaan yang multi fungsi, dari daging buah, kulit sampai biji. Biasanya masyarakat mengkonsumsi daging buah durian karena memiliki nilai gizi yang tinggi dan cita rasa yang enak. Sedangkan kulit dan biji durian dibuang sebagai limbah. Padahal persentase berat bagian salut buah atau dagingnya ini termasuk rendah yaitu hanya 20- 35%. Hal ini berarti kulit (60-75%) dan biji (5- 15%) belum bermanfaat secara maksimal. Di daerah Jawa Tengah, biji durian yang umum dikenal sebagai pongge hampir tidak memiliki nilai ekonomis, sehingga biasanya dibuang.      
            Biji durian selama ini hanya menjadi limbah yang dikesampingkan dari pengolahan durian. Namun kini pemanfaatan biji durian sebagai bahan baku untuk pembuatan produk olahan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan proses yang sesuai. Untuk itu diperlukan rancang bangun peralatan proses pengolahan biji durian sebagai bahan baku bahan pangan supaya dihasilkan produk makanan yang memenuhi standar industri dengan mempertimbangkan efisiensi proses produksi.
            Selama ini, bagian buah durian yang lebih umum dikonsumsi adalah bagian salut buah atau dagingnya. Persentase berat bagian ini termasuk rendah yaitu hanya 20-35%. Hal ini berarti kulit (60-75%) dan biji (5-15%) belum termanfaatkan secara maksimal. Umumnya kulit dan biji menjadi limbah yang hanya sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pakan ternak, malahan sebagian besar dibuang begitu saja. Biji durian mentah tidak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena yang beracun. Sebagian kecil masyarakat mengkonsumsi bijinya dengan cara dibakar, dikukus atau direbus. Padahal jika diolah lebih lanjut biji durian dapat bermanfaat lebih sebagai bahan baku berbagai olahan makanan yang tentunya akan memberikan nilai tambah. Secara fisik, biji durian berwarna putih kekuning-kuningan berbentuk bulat telur dan berkeping dua. Setiap 100 gr biji durian yang dimasak mengandung 51,1 gr air, 46,2 gr karbohidrat, 2,5 gr protein dan 0,2 gr lemak. Kadar karbohidratnya ini lebih tinggi dibanding singkong 34,7% ataupun ubi jalar 27,9%. Kandungan karbohidrat yang tinggi ini memungkinkan dimanfaatkannya biji durian sebagai bahan pengganti sumber karbohidrat yang ada dalam bentuk tepung. Selanjutnya tepung ini bisa diproses lebih lanjut sebagai bahan baku produk-produk olahan pangan yang lainnya seperti sirup glukosa dan dodol.
            Peralatan dilengkapi dengan pengatur suhu dan tekanan (temperatur dan pressure control). Kapasitas peralatan adalah 40 liter bahan/batch. Pada proses pembuatan kecap dan glukosa cair, suhu yang diharapkan pada proses adalah 80-900C supaya tidak terjadi karamelisasi. Dengan peralatan yang manual, terjadi fluktuasi suhu dan pengadukan tidak merata sehingga menyebabkan terjadinya heat spot (pemanasan tidak merata) yang berakibat pada kegagalan produksi. Suhu ini harus relatif stabil dan tidak boleh berfluktuasi. Apabila suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka produk kecap dan glukosa cair akan rusak. Untuk itu, reaktor dirancang double jacket untuk menghindari kenaikan dan penurunan suhu yang terlalu tajam.
            Cara kerjanya antara lain, Pastikan tangki reaktor pada kondisi yang bersih. Isi lubang (hole) yang terletak pada bagian luar reaktor dengan air pendingin. Isi reaktor bagian dalam dengan air (aquadest) sampai volume ½ bagian. Nyalakan kompor (burner) dan jaga api berwarna kebiruan Hidupkan power supply (berwarna merah) yang terletak pada control panel. Motor pengaduk akan bergerak, dan temperatur control (digital) akan menunjukkan angka sesuai dengan suhu bahan pada reaktor bagian dalam. Tunggu sampai suhu pada temperatur control menunjukkan angka 700C.  Masukkan rumput laut dengan perbandingan berat rumput laut : pelarut (air) = 1 : 20. Atur pH sesuai yang dikehendaki dengan penambahan NaOH. Jaga suhu operasi pada kisaran 80-90 0C dan tunggu sampai waktu operasi 2 jam . Amati pressure control yang terletak pada bagian atas reaktor. Apabila tekanan yang ditunjukkan terlalu tinggi, buka valve atau katup yang terletak di bawah pressure control. Jika sudah selesai, matikan alat dan buka lubang pengeluaran (hole). Untuk menjaga life time dari peralatan reaktor, dibutuhkan pembersihan secara berkala. Pembersihan dapat dilakukan minimal satu bulan sekali, dengan mencuci bagian dalam reaktor dengan air bersih. Pada saat pencucian sebaiknya pengaduk dilepaskan terlebih dahulu, dengan melepas sambungan (sekrup) di antara batang pengadik dengan motornya.
2.4  Potensi Kulit Kayu Durian Sebagai Antifertilitas
            Selain dari kayu dan buahnya yang biasanya dimanfaatkan, kulit kayu durian pun memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Salah satu bahan kontrasepsi dari tanaman yang sudah lama diketahui dan digunakan oleh ibu-ibu di kampung atau desa untuk menjarangkan kehamilan adalah kulit kayu durian batang kulit kayu durian berkhasiat melancarkan haid. Selain obat pelancar haid air abu kulit durian juga dipakai sebagai obat penggugur (abortivum).
            Kulit kayu durian (Durio zibethinus) yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya dikeringkan di bawah sinar matahari, bertujuan untuk mengurangi kadar air tumbuhan Pada kulit kayu durian kering selanjutnya dilakukan uji fitokimia. Kulit kayu durian mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid dan tanin. Kulit kayu durian tidak mengandung steroid. Senyawa antifertilitas pada prinsipnya bekerja dengan 2 cara, yaitu melalui efek sitotoksik atau sitostatik dan melalui efek hormonal yang menghambat laju metabolisme sel kelamin dengan cara mengganggu keseimbangan sistem hormon Mekanisme kerja senyawa bioaktif yang terkandung di dalam kulit kayu durian diduga bekerja sebagai antifertilitas melalui 2 cara tersebut.
            Beberapa senyawa nabati dapat digunakan sebagai bahan antifertilitas, dengan syarat strukturnya mirip hormon estrogen, memiliki gugus yang dapat menempati reseptor organ reproduksi dan yang paling penting dapat mengganggu sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium/testis. Saponin digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid, dan digunakan sebagai estrogen kontraseptif. Alkaloid, terutama alkaloid steroid sangat mirip dengan saponin yang digunakan sebagai bahan dasar sintesis beberapa hormon steroid untuk bahan kontrasepsi oral. Senyawa-senyawa triterpenoid menarik perhatian karena keserupaannya dan kemungkinan adanya kaitan biogenesis dengan steroid.
Diduga saponin, alkaloid dan triterpenoid ikut masuk dalam jalur biosintesa steroid terutama hormon estrogen sehingga akan dihasilkan bahan yang strukturnya mirip dengan hormon tersebut. Selanjutnya bahan ini disekresi bersama hormon tersebut ke sel target. Pada sel target bahan tersebut akan masuk ke sel bersama hormon, selanjutnya akan menempati reseptor hormon akibatnya aksi hormon pada sel target akan berkurang,  bahan anti estrogen bekerja secara kompetitif pada lokasi reseptor jaringan sasaran untuk menghalangi aksi steroid estrogen. Sementara itu, senyawa flavonoid diketahui juga dapat merangsang pembentukan estrogen pada mamalia, dan dari strukturnya ada keserupaan keruangan dengan hormon estrogenik. Zat yang strukturnya analog dengan hormon akan mengikatkan diri pada reseptor hormon, tetapi tidak menstimulasi reseptor tersebut, kebanyakan persamaan struktur bekerja menghambat.
Potensi ekonomi yang didapat dari pengembangan produk ini adalah dapat dipergunakannya kulit kayu yang mungkn saat ini selalu dibuang, digunakan sebagai produk yang dapat dipasarkan sehingga bisa dipergunakan oleh masyarakat luas. Limbah yang selama ini terbuang kini sudah bisa menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi.












KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.    Durian adalah salah satu potensi hutan yang cukup tinggi potensi ekonominya.
2.    Penyebaran durian yang cukup luas seharusnya bisa menunnjang potensi ekonomi dari durian itu tersebut.
3.    Selain dari kayu dan buahnya, masih banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan pada durian.
4.    Penggunaan limbah-limbah dari durian dapat dimanfaatkan menjadi produk yang dapat dikembangkan.
5.    Pengembangan potensi ekonomi dari durian akan mengakibatkan kenaikan tingkat ekonomi masyarakat sekitar.
Saran
            Sebaiknya perlu dilakukan pengembangan budidaya durian yang semakin luas serta pengenalan potensi ekonomi durian kepada masyarakat, agar masyarakat mau dan merasa tertarik untuk membudidayakannya dan mengalami penaikan tingkat ekonomi.














DAFTAR PUSTAKA
Deputi Mengristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
            Pengetahuan dan Teknologi. 2007. D U R I A N (Bombaceae sp.). Sistim
            Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. BAPPENAS.
Irawan, B. dkk. 2007. Kajian Taksonomi Kultivar Durian di Kabupaten Subang
            Jawa Barat, Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA, UNPAD.
Jumali, 2014. Pedoman Budidaya Tanaman Durian (Durio Zibethinus). Direktorat
            Budidaya Tanaman Buah. Sleman.
Nasution, A. 2012. Penggunaan Abu Kulit Buah Tanaman Durian
            (Durio zibethinus) Dalam Formula Pewarna Rambut. USU Press. Medan.
Nurliani, A. 2007. Penelusuran Potensi Antifertilitas Kulit Kayu Durian
             (Durio zibethinus Murr) Melalui Skrining Fitokimia. UNLAM
             Banjarbaru. Kalimantan Selatan.
Prabowo, R. 2009. Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Produk Briket di
             Wilayah Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang. Universitas
             Wahid Hasyim Semarang. Jawa Tengah
Prasetyaningrum, A. 2010. Mekanisasi Proses Olahan Biji Durian Menjadi Produk
              Pangan Yang Kompetitif. Universitas Diponegoro. Semarang.
Putra, F. 2011. Okulasi Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr) Dengan Asal
              Tunas Batang Atas dan Cara Pemotongan Batang Bawah. Univesitas
              Sebelas Maret. Surakarta.
Soedarya, A.P. (2009). Agribisnis Durian. Bandung: Penerbit CV Pustaka
              Grafika. Hal. 18 – 25
Suherti, dkk. 2014. Sifat Fisik Dan Mekanik Papan Partikel Dari Kulit Durian
              (Durio Sp) Dengan Konsentrasi Urea Formaldehid Yang Berbeda.
               Universitas Tanjungpura. Pontianak.
 





1 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan REFRACTOMETER BRIX untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus